Rabu 26 Sep 2018 18:16 WIB

Sapuhi Nilai Pelayanan Haji 2018 Relatif Lebih Baik

Kalaupun ada permasalahan hanya satu dua dan persentasenya sangat sedikit.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (sapuhi) - Syam Resfiadi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (sapuhi) - Syam Resfiadi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Sarikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi menilai pelayanan Haji 2018 relatif lebih baik. Hal ini dilihat dari pelayanan makanan dan transportasi bagi jamaah Indonesia.

"Kalau dibandingkan tahun lalu, dari segi jamaah haji reguler mereka mendapat makanan lebih banyak. Mereka dapat sarapan pagi, dulu itu tidak ada," ujar Syam kepada Republika.co.id, Rabu (26/9).

Makanan pagi didapat jamaah saat di hotel dan sebelum masa haji berlangsung. Saat ibadah berlangsung, setiap orang sibuk di Arafah dan Mina sehingga konsentrasi di hotel ditiadakan. Dari segi transportasi, Syam tidak mendengar ada keluhan mobil mogok atau jelek. Kalaupun ada permasalahan hanya satu dua dan persentasenya sangat sedikit.

Pelayanan di bidang transportasi ini bisa dibilang membaik dari tahun lalu. Keberadaan bus yang jelek ini bisa karena banyak alasan. Di antaranya kehabisan stok atau mobil keluaran tahun baru namun modelnya lama.

Sementara untuk akomodasi atau penginapan, Syam sempat mendengar ada gedung yang relatif jauh sehingga membuat jamaah merasa sedikit kurang nyaman. "Kalau kondisi di Arafah-Mina, masih tidak ada perubahan. Pelayanan sama. Tidak ada kendala untuk pengangkutan jamaah dari Arafah-Muzdalifah-Mina," ucap Syam.

Dari sisi pelayanan kesehatan, Pemerintah Saudi memberikan pelayanan yang luar biasa baik saat di Makah, Madinah, Arafah, maupun Mina. Namun yang menjadi kendala adalah sumber daya saat menjaga jamaah yang sakit.

Syam menilai untuk jamaah yang sakitnya hanya perlu pengembalian tenaga atau fisik karena lemah dan kekurangan cairan, satu dua hari bisa selesai. Tapi untuk yang sakit kronis dan dibawa dari Indonesia, jamaah membutuhkan waktu cukup lama di rumah sakit dan akan melelahkan bagi yang menunggu.

Bahkan dari informasi yang ia dengar, Syam mengatakan, sampai kondisi terakhir ada jamaah yang belum pulang bahkan neninggal di rumah sakit. Kondisi ini berlaku baik haji reguler atau khusus.

Bagi jamaah haji khusus, ia menyebut tahun ini relatif pelayanan jauh lebih baik utamanya dari segu fasilitas. Tidak ada lagi yang menggunakan fasilitas sembarangan, karena sudah ada peraturan pelayanan minimum yang harus dipenuhi oleh penyelenggara.

Syam pun menyoroti untuk keberadaan jamaah haji non-kuota yang jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya. Dengan kondisi ini, permintaan jamaah untuk masuk tenda dekat Jamarat menjadi membludak.

Hal ini belum diantisipasi dengan baik oleh pemerintah Arab Saudi. Ia mengatakan, koordinasi antara Menteri Luar Negeri selaku yang bertanggung jawab mengeluarkan visa dan Menteri Haji yang mengatur pelaksanaan haji masih belum sempurna.

Untuk ketentuan biometrik atau fast track yang baru berjalan di tahun ini dinilai berjalan lancar baik di Jeddah maupun Madinah. "Untuk kedatangan di tanggal-tanggal yang tidak high season atau menjelang penutupan memang lancar. Tapi menjelang penutupan kedatangan, begitu menumpuk penerbangan, antrian sedikit terlihat. Ini kebanyakan haji non-kuota, untuk haji kuota sendiri, ini sangat menolong," ucap Syam. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement