IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Arab Saudi dan Iran telah menyepakati nota kesepahaman (MoU) terkait pengaturan haji (ta'limatul hajj) 2019. Kepala Organisasi Haji dan Ziarah Iran Ali Riza Rasheed mengadakan pertemuan dengan Menteri Haji dan Umrah Saudi Mohammad Saleh bin Taher Benten, Selasa (18/12) lalu.
Kedua belah pihak kemudian menandatangani perjanjian, yang bertujuan untuk membuat pengaturan haji yang lebih baik bagi jamaah asal Iran dan mencegah masalah yang dihadapi di tahun-tahun sebelumnya. Dilansir di Tasnim News Agency, Kamis (20/12), Organisasi Haji dan Ziarah Iran akan membuka misi di Saudi. Di samping itu, disepakati bahwa penerbitan visa bagi warga Iran akan difasilitasi, dan anggota dari tim eksekutif dan konsuler Iran akan dikerahkan ke Kerajaan Saudi pada waktunya.
Perjanjian tersebut menetapkan bahwa 86.500 jamaah asal Iran akan pergi beribadah haji ke Tanah Suci pada musim haji 2019 mendatang. Pada 2016, lebih dari 1,8 juta jamaah melangsungkan ibadah haji.
Namun, warga Iran tinggal di rumah setelah ketegangan antara Riyadh dan Teheran muncul menyusul himpitan jamaah yang mematikan selama pelaksanaan haji 2015. Pada 2 September 2015, kerumunan jamaah bertabrakan di Mina dan mengakibatkan ribuan jamaah haji meninggal dunia. Dalam insiden itu, lebih dari 460 jamaah asal Iran kehilangan nyawa mereka.