Jumat 04 Jan 2019 17:26 WIB

Sapuhi: Rekam Biometrik Belum Saatnya Diberlakukan

VFS Tasheel perlu berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait yang ada di Indonesia.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (sapuhi) - Syam Resfiadi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (sapuhi) - Syam Resfiadi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) masih terus berusaha agar ketentuan rekam biometrik sebagai syarat mendapat visa umrah dibatalkan Pemerintah Saudi. Sudah memasuki tiga pekan pemerintah Saudi menjalankan ketentuan itu dengan menggandeng konsorsium Visa Facilitation Service (VFS) Taseheel.

Ketua Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi menilai apa yang dilakukan VFS Tasheel melakukan proses biometrik itu sesungguhnya sangat membantu mengawasi setiap orang yang akan masuk ke wilayah teritorial Araba Saudi. “Hanya saja memang kondisinya tidak terlalu pas, belum saatnya diberlakukan,” katanya kepada Republika.co.id, Jumat (4/1).

Baca Juga

Syam menuturkan, belum saatnya rekam biometrik itu diberlakukan Pemerintah Saudi di Indonesia karena melihat fasilitas FVS Tasheel yang belum sepenuhnya siap melayani calon jamaah. Apalagi jamaah dari Indonesia tersebar di 170 pulau dan 517 kabupaten dan kota. “Karena persiapan mereka dalam kesiapan melayani jamaah di satu daerah itu tidak maksimal,” katanya.

Syam yang juga Direktur Utama PT Patuna Mekar Jaya, mengatakan, VFS Tasheel masih perlu melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait yang ada di Indonesia. Ini bertujuan demi kelancaran proses rekam biometrik terhadap juta calon jamaah umrah.

Syam menilai sesungguhnya rekam biometrik ini bukan salah satu syarat untuk mendapatkan visa umrah. Hanya saja kata dia ada pihak-pihak tertentu yang mengait-ngaitkan bahwa rekam biometrik itu sebagai syarat untuk mendapatkan visa umrah. “Sehingga kesannya seolah-olah seperti syarat. Padahal itu bukan salah satu syarat,” katanya.

Menurut Syam perekaman biometrik yang dilakukan di Indonesia itu merupakan suatu kebutuhan percepatan di Arab Saudi. Tujuannya agar semua calon jamaah umrah yang datang di Jeddah atau di Madinah saat bertemu dengan petugas Imigrasi tidak menjalani pemeriksaan yang terlalu lama. “Cukup dengan stempel sudah selesai. Tidak ada lagi foto dan tidak ada lagi sidik jari karena itu semua sudah dilakukan di negara asal,” katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement