Selasa 12 Feb 2019 17:57 WIB

Kemenag: Daftar Tunggu Jamaah Haji Capai 4 Juta

Regulasi tetap siapa yang berangkat duluan adalah yang terdaftar duluan.

Rep: Novita Intan/ Red: Andi Nur Aminah
Ratusan ribu jamaah haji dari berbagai negara melaksanakan tawaf wada di Masjid Haram, Makkah, Kamis (23/8) waktu setempat. Selanjutnya mereka berangsur-angsur akan kembali ke tanah air masing
Foto: Dar Yasin/AP
Ratusan ribu jamaah haji dari berbagai negara melaksanakan tawaf wada di Masjid Haram, Makkah, Kamis (23/8) waktu setempat. Selanjutnya mereka berangsur-angsur akan kembali ke tanah air masing

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menyebut saat ini daftar tunggu ibadah haji mencapai 4 juta. Angka ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kasubdit Haji dan Umrah Kemenag M Noer Alya Fitra mengatakan pihaknya terus berinovasi dalam menyelenggarakan ibadah haji pada tahun ini.

Langkah ini diperlukan untuk meningkatkan kepuasaan pelayanan jamaah haji Indonesia. “Orang yang menunggu saat ini sudah empat juta, artinya satu orang ada masalah maka ada empat juta masalah belum lagi permasalahan lainnya. Kami terus berinovasi pelayanan terkait hal seperti itu. Kami tidak ada penambahan kuota haji (221 ribu), regulasi tetap siapa yang berangkat duluan adalah yang terdaftar duluan,” ujarnya saat acara Tantangan dan Peluang Penyelenggara Haji dan Umrah 2019 di Puri Denpasar Hotel, Selasa (12/2).

Ia mengakui, tantangan penyelenggaraan ibadah haji tidak mudah. Meski dalam tiga tahun terakhir Kemenag mendapatkan Indeks Kepuasaan Jamaah dalam kategori memuaskan. “Semua orang ingin mengetahui informasi haji, jadi ibadah ini menjadi perhatian. Ketika biaya haji ditetapkan sama dengan tahun lalu maka kita dituntut harus mampu memberikan layanan, paling tidak sama dengan tahun lalu. Sebisa mungkin ditingkatkan, tentu tantangannya berat,” ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya memberikan delapan inovasi penyelenggaraan ibadah haji. Salah satunya, pembayaran ongkos haji menggunakan sistem non-teller sehingga akan memperlancar dan memudahkan gerak pelunasan. “Program tersebut membantu khusus jamaah lansia bisa mengajukan bisa berangkat lebih maju, kita melihat kuotanya juga dan berkepihakan bahwa jamaah yang berangkat dan meninggal duluan atau melunasi maka bisa digantikan keluarga dekat suami atau istri atau anak atau menantu. Ini merupakan terobosan agar memberikan akses keadilan untuk berangkat haji,” ucapnya.

Kemudian, inovasi lainnya terkait dengan upaya penyewaan hotel di Madinah menggunakan full musim. Langkah ini guna memastikan penempatan jamaah di hotel sejak awal dan meminimalkan ketergantungan dengan Majmuah. “Dulu pemerintah mencari rumah, sekarang persetujuan DPR jauh enggak apa-apa yang penting bagus, disediakan transportasi 24 jam diberikan bus shuttle. Kemudian penyewaan di Madinah tahun ini sewa full musim, selama ini jamaah di Madinah satu hotel sampingan jamaah Pakistan atau India maka tahun ini diupayakan jumlah hotel yang disewa full musim jadi sama dengan jamaah haji di Makkah,” jelasnya.

Soal ibadah umrah, ia juga melakukan terobosan. Mengingat jumlah jamaah umrah setiap tahunnya mengalami peningkatan. Data terakhir mencapai satu juta jamaah umrah. “Umrah sebuah bisnis walaupun UU kategori nirlaba sehingga karena seluruhnya diselenggarakan oleh pihak swasta maka tuntunan pemerintah ke swasta maka harus meningkatkan layanan semaksimal mungkin. Tantangan jumlah umrah setiap tahun meningkat, tahun lalu 1.050.000 tidak ada 12 bulan jadi sudah tembus sejuta artinya menjadi tantangan bagaimana merangsang animo masyarakat melakukan wisata religi ke Arab Saudi,” ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement