Kamis 21 Mar 2019 05:00 WIB

Imam Al-Ghazali Tuturkan Petuah Sufi Bagi Pegiat Haji Sunah

Bersedekah lebih utama daripada haji berkali-kali.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Jamaah haji kloter terakhir dari Embarkasi Solo tiba di Asrama Haji Donohudan Kabupaten Boyolali, Rabu (26/9).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Jamaah haji kloter terakhir dari Embarkasi Solo tiba di Asrama Haji Donohudan Kabupaten Boyolali, Rabu (26/9).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang lima. Dia adalah ibadah wajib bagi umat Islam yang mempunyai kemampuan, baik biaya ataupun kesehatan. 

Sebagian orang, dengan banyak alasan, memutuskan untuk melaksanakan haji berkali-kali, meski Islam mewajibkan haji hanya sekali, itupun bagi yang mampu. 

Baca Juga

Dalam kitabnya, Ihya’ Ulum ad-Din, Imam al-Ghazali mengutip kisah dari seorang sufi Imam Bisyr bin al-Harits al-Hafi.

Imam Bisyr merupakan orang yang tekenal saleh dan wara. Pada suatu hari ia kedatangan seorang temannya.

"Saya punya uang sebesar 2.000 dirham, dan akan aku gunakan untuk pergi haji," kata temannya seperti dikutip dalam buku 100 Tanya-Jawab Haji dan Umrah karangan Dr Yusuf Qaradhawi.

Lalu Sang Imam yang pernah menjadi berandalan ini, seperti ditulis Tadzkirat al-Auliya’ ini bertanya kepada temannya.

"Sudahkah engkau menunaikan kewajiban haji?" tanya Imam Bisyr.

"Sudah," jawab temannya kepada sang Imam Bisyr

Lalu Imam Bisyr melanjutkan dialognya.

"Maukah engkau aku tunjukan amal yang lebih baik daripada keinginanmu itu?" tanya Sang Imam. 

"Selain mendapatkan pahala, engkau tidak usah berusaha payah pergi jauh. Engkau cukup tinggal di rumah saja." katanya.

"Apa itu," tanya temannya sang Imam.

"Engkau bagi-bagikan uang 2.000 dirham itu untuk anak yatim sekian, untuk janda sekian, untuk orang miskin sekian, dan untuk musafir sekian. Dengan membagi-bagikan uang sebesar itu berarti engkau telah menemui banyak hak, menutupi banyak kebutuhan, dan mengatasi banyak kesulitan. Itu jelas lebih baik daripada pergi haji sunah," katanya.

"Tetapi hatiku sangat rindu untuk bisa mengunjungi Ka’bah lagi," sergah sang teman.

"Kalau harta itu syubhat pastilah mendorong pemiliknya  untuk menggunakannya menurut hawa nafsu. Contohnya seperti engkau ini," kata Sang Imam.  

Setelah berdialog dengan temannya, Imam Bisyr menceritakan  komunitas orang Mesir yang setiap tahun berangkat haji secara rombongan bersama keluarga dan kolega yang totalnya berjumlah 100 orang.  

Dan kebiasan itu sudah berlangsung selama 40 tahun. Maka, pada suatu hari Imam Bisyr menemui mereka. 

"Hai fulan, akankah pada tahun ini kalian pergi haji lagi? Kalau rombongan kalian ada 100 orang, dan masing-masing membayar 10 ribu dirham, berarti terkumpul uang sebesar 100 juta dirham. Uang sebesar itu bisa kalian gunakan untuk membantu beberapa negeri Islam yang sangat memerlukan bantuan," katanya.

"Tetapi kami merasa nikmat saat menunaikan ibadah haji lagi," kata mereka kepada sang imam.   

"Bukankan kalian lebih nikmat saat bisa membantu seseorang, memberi makan orang yang kelaparan, memberi pakaian orang yang telanjang, membelikan obat bagi orang yang sakit, dan menyediakan penampungan bagi orang yang telantar," kata Imam Bisyr.

 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement