IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Meski musim haji masih beberapa bulan ke depan, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) harus mewaspadai sejumlah titik yang menjadi tempat jamaah haji berkerumun. Di sana mereka biasa melaksanakan ibadah. Selama di Tanah Suci, jamaah akan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk beribadah.
Bahkan, mereka sangat mungkin memforsir tenaganya untuk melaksanakan umrah. Dengan begitu, dalam sehari mereka akan datang ke miqat untuk berniat umrah. Lalu, berjalan menuju Masjidil Haram. Kemudian, kembali lagi melakukan hal sama berkali-kali.
Dalam sehari mereka bisa melaksanakan umrah mulai lima hingga belasan kali. Jamaah berusia muda relatif lebih bersema - ngat untuk beribadah karena mereka memiliki energi lebih. Tidak sedikit juga dari mereka yang membantu jamaah lanjut usia melaksanakan ibadah. Berikut ini adalah tiga tempat yang menjadi titik kepadatan jamaah haji yang harus diwaspadai.
Arafah
Tempat pertemuan Nabi Adam dan kekasihnya, Hawa, ini menjadi titik kepadatan pada Dzulhijah. Sebanyak 2,3 juta jamaah haji dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul di sana untuk wukuf. Di te - ngah kondisi Arafah yang panas, mereka memohon ampunan dan ridha Ilahi. Di sanalah mereka meneteskan air mata, mengucapkan segala permohonan dan harapan sehingga rasa optimisme dan ketenangan muncul di dalam hati.
Masjidil Haram
Masjid Suci adalah tujuan utama Muslim dari ber - ba gai belahan dunia. Kapan pun Muslim yang ber kesempatan ke Saudi akan menyempatkan diri untuk berziarah ke sana menapaki jejak para nabi. Di sana mereka melaksanakan shalat, thawaf, dan sa'i.
Kemudian, menyempatkan untuk sekadar iktikaf dengan membaca Alquran atau berzikir mengagungkan asma Allah. Tempat ini terus mengalami perluasan dari masa ke masa. Sejak era Raja Abdul Aziz as-Saud, Masjidil Haram diperluas. Tempat sa'i dibangun dengan beton dan batubatu berkualitas. Fasilitas itu semakin diperindah pada era Raja Fahd, Abdullah, dan Salman bin Abdul Aziz.
Mina
Ini adalah titik kepadatan yang luar biasa. Terowongan Muaishim yang menghubungkan jamarat dengan tenda permukiman jamaah menjadi tempat yang harus diwaspadai. Sebab, di sanalah jamaah haji biasanya mengalami kelelahan sangat sehingga tak kuasa melanjutkan perjalanan.
Pada hari biasa, lembah Mina terlihat kosong. Tenda-tenda permukiman jamaah di sana kosong. Pemerintah Saudi mengkhususkan tempat tersebut hanya untuk ibadah haji sehingga siapa pun tak dapat beraktivitas di sana selain pada musim haji.