Sabtu 11 May 2019 23:11 WIB

Naja Pantura Berangkatkan Jamaah Umrah Ramadhan

Program umrah awal Ramadhan ini lamanya sembilan hari.

Rombongan jamaah umrah awal Ramadhan 1440 H yang tergabung dalam Naja Travel Cabang Pantura.
Foto: Dok Naja Travel
Rombongan jamaah umrah awal Ramadhan 1440 H yang tergabung dalam Naja Travel Cabang Pantura.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Naja Travel Cabang Pantura memberangkatkan jamaah umrah Ramadhan 1440 H, Kamis (9/5). “Pada  umrah awal Ramadhan 1440 H  ini, Naja Pantura memberangkatkan 32 jamaah asal Jawa Tengah.   Program umrah awal Ramadhan ini lamanya sembilan  hari,” kata Direktur Eksekutif Naja Travel, Ustaz Muhammad Asrori melalui siaran pers yang diterima ihram.co.id, Jumat (10/5). 

Ia menambahkan, di dalam  rombongan Program Umrah Ramadhan kali ini juga ikut bergabung Pengasuh Pondok Pesantren Syafiiyyah Bantarbolang, Pemalang, Jawa Tengah, Kiai Sodikin Munasir.  “Para jamaah umrah tersebut berada di Madinah selama tiga hari, kemudian bertolak ke Mekkah dan berada di kota tersebut selama lima hari,” ujarnya.

Selama di Madinah, kata dia, jamaah dilayani untuk melaksanakan ibadah di Raudhah (tempat doa yang maqbul di Masjid Nabawi). Jamaah wanita diantar ke Raudhah  setelah shalat Maghrib, sedangkan jamaah pria diantar ke tempat tersebut seusai shalat Tarawih.

“Selama di Madinah,  para jamaah umrah diajak berkeliling  kota Madinah (city tour) untuk mengunjungi tempat-tempat penting dan bersejarah, seperti Masjid Quba, Syuhada Uhud, percetakan Alquran, Masjid Qiblatain dan melintasi Masjid Sab’ah,” tuturnya.

Selama di Mekkah, kata Asrori,  para jamaah dilayani melaksanakan umrah dua kali. Setelah itu, mereka juga diajak melakukan keliling kota Mekkah (city tour), mengunjungi Bukit Tsur, Arafah, Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina dan Ji’ranah (untuk mengambil miqot dan niar umrah).

“Menjelang kembali ke Tanah Air, para jamaah juga diajak keliling kota Jeddah, yakni mengunjungi Masjid Qishash, tempat pemakaman Hawa, Balad Shopping Centre, dan melewati Laut Merah,” ujarnya.

Asrori mengemukakan, Ramadhan merupakan bulan istimewa bagi umat Islam. Di bulan ini, semua amalan ibadah pahalnya dilipatgandakan menjadi beribu kali lipat dibandingkan pada bulan–bulan lain selain Ramadhan. 

“Nuansa Ramadhan akan terlebih Khusyuk bila Ramadhan dihabiskan di dua  Kota suci, Mekkah dan Madinah. Maka tidak heran banyak orang berlomba–berlomba melakukan amalan ibadah sebanyak–sebanyaknya di bulan Ramadhan. Salah satunya  umrah pada Ramadhan,” tuturnya.

Ia mengutip hadis Nabi SAW yang menyatakan, pahala umrah pada Ramadhan sama seperti pahala haji bahkan seperti berhaji bersama dengan Rasulullah. “Prosesi ibadah umrah dua sampai tiga hari sudah bisa selesai. Sedangkan prosesi ibadah  haji baru selesai enam hari. Namun pahala haji bisa didapatkan ketika umrah pada Ramadhan,” paparnya.

Ia menambahkan, selain umrah sudah memiliki pahala dahsyat tersendiri, orang yang melakukan umrah pada Ramadhan juga mendapatkan keutamaan-keutamaan ibadah di Masjid Al-Haram yang tidak bisa didapatkan di belahan bumi manapun. 

Dahsyatnya ibadah di Masjid al-Haram yaitu  memiliki ganjaran 1.000 kali lipat dibandingkan dengan ibadah di tempat lain di bumi ini. “Jika lima waktu shalat  (17 rakaat) di Masjid Al-Haram dimisalkan 1.000 ganjaran dalam satu rakaat, berarti dalam satu hari kita mengerjakan  ibadah yang nilainya 17.000 rakaat. Hitungan tersebut jika shalat sendrian lalu bagaimana bila shalat berjamaah dengan jumlah jamaah tidak kurang dari satu juta jamaah pada bulan Ramadhan seperti ini. Luar biasa,” ujarnya. 

Hal itu diiyakan oleh Kiai Sodikin. “Pahala ibadah umrah di bulan Ramadhan luar biasa. Kalau kita bandingkan biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan umrah Ramadhan, tidak sebanding dengan besarnya keutamaan dan pahala yang kita dapatkan,” tuturnya.

Sodikin mengemukakan, biaya yang dikeluarkan untuk umrah adalah sedekah  paling besar.  Apalagi dikeluarkan pada bulan Ramadhan. “Sebab,  sedekah paling utama adalah  pada Ramadhan,”  ungkap pria yang juga seorang kepala desa. 

Sodikin  mengutip hadis Nabi SAW,   bahwa ibadah umrah dan haji yang dikerjakan secara berkesinambungan akan menghilangkan kesusahan hidup dan kemiskinan sebagaimana api menghilangkan karat pada besi. “Umrah dan haji adalah penyebab datangnya rezeki dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat,”  tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement