IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Sejak Jumat lalu, cuaca di Jeddah, Arab Saudi sangat panas. Para ahli memperkirakan, kondisi itu akan berlanjut selama 72 jam. Tidak hanya di Jeddah, cuaca panas juga terjadi di sebagian wilayah Saudi lainnya dengan suhu mencapai 50 derajat Celsius.
Ketua Otoritas Umum untuk Meteorologi dan Perlindungan Lingkungan Arab Saudi Ayman Ghulam pun telah mengonfirmasi kondisi tersebut. Ia menyebutkan, suhu itu tercatat sebagai yang tertinggi dalam sembilan tahun.
Ghulam menjelaskan, cuaca akan berfluktuasi antara sangat panas dan panas selama musim panas yang dimulai pada 1 Juni lalu. Hal itu, kata dia, nantinya berlanjut sampai akhir Agustus.
Cuaca panas disebabkan oleh angin timur yang dihasilkan dari depresi musiman. Dia mengatakan cuaca panas ekstrem pernah terjadi pada 2010. Saat itu suhunya mencapai 52 derajat Celsius.
Juru Bicara Otoritas Jeddah Hussain Al Qahtani mengatakan, di Bandara Internasional King Abdulaziz, suhu tercatat 48 derajat Celsius. Kemudian di Gedung Utama Otoritas Jeddah 49 derajat Celsius. Di Yanbu cuaca 43 derajat Celsius dan 47 derajat Celsius di Arafah, Makkah.
Temperatur yang tinggi disertai angin panas, kata Al Qahtani, membuat banyak penduduk Kota Pantai Laut Merah sakit. Mereka juga mudah lelah.
Ahli Iklim sekaligus Peneliti Cuaca Abdulaziz Al Hossaini menuturkan, Jeddah akan terus mengalami cuaca panas. Setidaknya selama tiga hari dengan suhu berkisar di 50 derajat Celsius.
"Ini akan menjadi hari yang sangat panas. Itu merupakan sumber kekhawatiran besar bagi penduduk serta pengunjung," ujar Hossaini seperti dilansir Saudi Gazette, Ahad, (23/6).
Dia menambahkan, wilayah Riyadh, Hail, Qassin, Provinsi Timur, Al Jouf, dan Perbatasan Utara akan turut merasakan panas ekstrem pada siang hari. Hanya saja, suhunya moderat di malam hari.
Pakar Iklim lainnya Ali Harbi menjelaskan, cuaca panas di Provinsi Makkah dan daerah pinggirannya disebabkan oleh variasi tekanan permukaan. Variasi tersebut terjadi di wilayah tengah serta barat Kerajaan.