IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Subbidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Siswanto, menilai, suhu panas yang dirasakan Arab Saudi merupakan perluasan gelombang panas atau heatwave yang menyerang India sejak beberapa pekan lalu. Menurut dia, pemanasan ini tidak hanya dialami oleh negara di kawasan Timur Tengah.
"Gelombang panas menjangkiti mulai dari India, Pakistan, Afghanistan, Iran, dan Saudi Arabia. Suhu permukaan di wilayah-wilayah yang terpapar heatwave itu terukur bervariasi antara 34 sampai 44 derajat Celcius," ujar Siswanto kepada Republika,belum lama ini.
Ia menuturkan, suhu permukaan di Arab Saudi merupakan yang tertinggi dibandingkan negara-negara tetangganya. Hal itu disebabkan pula oleh gelombang panas. "Tidak hanya menjangkit di permukaan, tapi sampai lapisan atmosfer yang lebih tinggi. Pada ketinggian atmosfer 1.500 meter, sirkulasi atmosfer di atas Saudi menunjukkan keadaan anomali, yaitu munculnya pusaran antisiklonik yang membendung udara masuk ke wilayah ini," jelas dia.
Dengan begitu, lanjut Sis wanto, sirkulasi udara panas terbentuk. Udara tersebut lalu dirasakan hampir di seluruh wilayah permukaan Saudi Arabia. Siswanto menyebutkan, ada 10 daerah di Arab Saudi yang mengalami suhu paling tinggi pada Selasa, (25/6). Di antaranya di al-Ahsa yang suhunya menembus 48 dera jat Celcius, lalu di King Fahad International Airport Dammam sebesar 47,1 derajat Celcius, dan di al-Qaysumah dengan suhu 46,5 derajat Celcius.
Selanjutnya, di Arar dan Yenbo suhunya sebesar 46 derajat Cel cius. Kemudian, di al-Jouf ser ta Madinah setinggi 44,9 derajat Celcius. Siswanto menyebut, ada kemungkinan gelombang panas berlanjut sampai musim haji pada Juli. "Tapi, mulai dua sampai tiga hari ke depan, panasnya sedikit berkurang dan bergeser ke arah timur. Meski begitu, suhu di Tanah Suci masih akan berkisar 35 sampai 38 derajat Celcius," ujar nya.