IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menjelaskan tentang pengembangan perusahaan rintisan (start-up) aplikasi umrah digital. Menurutnya, kini ada upaya dari pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi untuk bersama-sama menggarap start-up tersebut. Akan tetapi, Menkominfo memastikan, hal itu tak akan mengganggu bisnis biro perjalanan yang selama ini sudah berjalan di Tanah Air.
Rudiantara menegaskan, aplikasi digital ini bisa menjadi pilihan alternatif biro perjalanan dalam memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi pelanggan.
“Hanya saja, sekarang menjadi merchant-nya Traveloka dan platform lainnya. Jadi tergantung pasarnya. Ada pasar yang retail, ada yang non-retail. Tidak perlu khawatir,” ujar Menkominfo dalam konferensi pers usai penandatanganan perjanjian kolaborasi di Riyadh, Arab Saud, Kamis (4/7), dikutip dari rilis yang diterima Republika.co.id.
Terpisah, co-founder Tokopedia Leontinus Alpha Edison mengungkapkan, kehadiran pihaknya untuk memberikan suatu solusi dengan mengumpulkan permasalahan terlebih dahulu. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan ini.
“Tokopedia sejak awal selalu berpartner dengan berbagai pihak karena kita ingin maju bersama. Kita ingin membangun jembatan, bukan dinding penghalang,” kata Leontinus dalam kesempatan yang sama.
Dalam implementasinya, Tokopedia akan bekerja bersama dengan Traveloka melalui jalur Government to Government (G to G) maupun Business to Business (B to B) dengan pebisnis online di Arab Saudi. Pengembangan Umrah Digital akan fokus pada tiga aspek yang bisa diefisiensikan, dengan mengimplementasikan teknologi dan membangun partnership dengan pihak lain.
“Kita akan mengembangkan pengalaman mulai dari pre-departure atau persiapan di Indonesia, kemudian saat mereka tiba di sini (Arab Saudi), dan setelah selesai umrah,” tambah Leontinus.
Masyarakat tidak perlu ragu karena pengelolaannya transparan dan bisa dipantau secara online. Selama ini tantangan pengelolaan umrah dengan minat jamaah yang besar, adalah masih adanya biro travel yang tidak bertanggung jawab dan melakukan penipuan.
Inilah salah satu hal yang ingin diantisipasi pemerintah melalui pengembangan Kolaborasi Digital Indonesia-Arab Saudi. “Nanti akan ada fintech-nya untuk pendanaan, ada logistiknya untuk mengantar barang. Itulah mengapa semua harus terintegrasi,” ujar Menkominfo lagi.
Harapan ke depannya, keberadaan startup ini semakin memudahkan jamaah Indonesia yang ingin melakukan perjalanan umrah termasuk pengurusan akomodasi, pemilihan fasilitas hingga pengurusan visa. Integrasi sistem mulai dari keuangan, perjalanan, hingga pengiriman barang akan menciptakan transparansi tata kelola umrah yang menguntungkan jamaah Indonesia.
“Sekaligus untuk mendorong terciptanya kompetisi yang sehat antar biro travel umrah dalam menyediakan layanan yang maksimal bagi jamaah,” ujar Rudiantara menutup pembicaraan.