IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Seorang pembimbing ibadah haji asal Papua, KH Umar Bauw memiliki cerita menarik selama menuntun jamaah di pesawat. Mulai dari mengajari mereka bertayamum hingga sempat tertahan di bandar udara karena disangka sebagai orang Hadramaut, bukan Indonesia.
Kiai yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 18 UPG menuturkan kisahnya. Selama berada di dalam pesawat yang menerbangkan jamaah dari embarkasi Makassar hingga Jeddah, sebagian besar mereka belum mengetahui cara bertayamum. Maka dari itu, ia pun mesti membimbing satu per satu jamaah yang beranggota 450 orang itu.
"Saya bimbing tayamum di pesawat dari ujung ke ujung. Pesawatnya dua tingkat pula," kata Kiai Umar saat baru tiba di Kota Makkah, Sabtu (20/7).
Menurut Kiai Umar, karena harus membimbing seluruh jamaahnya itu, maka tugasnya itu baru selesai ketika pesawat menjelang tiba di atas Yalamlam (Yaman). Di mana, jarak waktu Yalamlam adalah sekitar 20-30 menit dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.
Sementara, penerbangan dari Makkasar ke Jeddah sendiri menempuh waktu sekitar 10 jam. "Makanya, nanti selesai umrah kita akan banyak memberikan bimbingan ibadah kepada jamaah kita," kata Kiai Umar.
Selain itu, Kiai Umar menceritakan, setelah melayani jamaah, dia sempat menemui insiden atau kendala ketika mendarat di Bandara Jeddah. Karena dia anggota kloter yang turun terakhir, dia dicurigai bukan orang Indonesia.
"Saya dikira orang Hadramaut. Mereka lama tak percaya padahal saya jelaskan bahwa saya orang Indonesia," kata Kiai Umar.
"Mereka menjawab, masak orang Indonesia pakai bahasa Arab," kata Kiai Umar yang menirukan ucapan mereka.
Kiai Umar sendiri memang fasih berbahasan Arab. Dia memang seorang pegawai Kanwil Kemenag Papua serta Ketua MUI Papua. Namun, di luar itu, dia juga berpengalaman pernah bekerja di Jeddah dan Madinah. Sudah lima kali pula menjadi petugas haji.