Kamis 25 Jul 2019 20:24 WIB

PPIH Sebut Saudi Belum Tanggapi Protes Soal Penjaja Kartu

Saudi belum memberikan respons menyikapi penjaja kartu selular.

Rep: Muhammad Hafil/ Umi Nur Fadhilah/ Red: Nashih Nashrullah
Kepala Subdirektorat Bina Jamaah Haji dan Umrah Kementerian Agama Endang Jumali memberikan paparaannya saat wawancara di Jakarta, Rabu (3/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kepala Subdirektorat Bina Jamaah Haji dan Umrah Kementerian Agama Endang Jumali memberikan paparaannya saat wawancara di Jakarta, Rabu (3/10).

IHRAM.CO.ID, MAKKAH – PPIH Arab Saudi telah mengirimkan surat protes ke Kementerian Haji Arab Saudi terkait maraknya penjaja kartu seluler di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Namun, hingga saat ini  pemerintah Saudi belum merespons surat tersebut.

"Sampai sat ini belum ada," kata Ketua PPIH Arab Saudi, Endang Jumali melalui pesan singkatnya, Kamis (25/7).

Baca Juga

Menurut Endang, biasanya Kementerian Haji Arab Saudi tidak pernah menjawab surat. Tetapi, selalu langsung ke lapangan. "Nah, makanya saya akan cek lapangan," kata Endang.  

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja Bandara mengirimkan surat protes kepada Kementerian Haji Arab Saudi. Ini terkait dengan banyak petugas operator selular di Bandara Jeddah yang dinilai mengganggu pelayanan untuk jamaah haji Indonesia di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.    

"Kami sudah lakukan komunikasi dengan PPIH Arab Saudi dan sudah membuat surat protes kepada Kementerian Haji terkait kondisi ini," kata Kepala PPIH Daker Bandara, Arsyad Hidayat, Rabu (24/7).     

Menurut Arsyad, yang dilakukan para petugas operator itu sangat bertentanganan dengan keinginan pemerintah Arab Saudi. Di mana, pemerintah Arab Saudi sangat ingin mempercepat pergerakan jamaah dari bandara ke Makkah. "Dalam banyak hal mereka malah memperlambat proses keluarnya," kata Arsyad.  

Menurut Arsyad, ini adalah fenomena baru. Di mana, banyak penjaja kartu perdana seluler yang berkeliaran di bandara Jeddah "Saya lihat ada tiga provider. Ternyata mereka memiliki banyak penjaja," kata Arsyad.

Adapun operasional mereka, yaitu sejak jamaah keluar dari bea dan cukai bandara, para penjaja itu langsung menarik jamaah dan meminta paspor dan teken jari agar kartu yang mereka tawarkan bisa digunakan. "Kami menilai kondisi ini sangat mengganggu," kata Arsyad.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement