IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Kepala PPIH Arab Saudi Daker Makkah Subhan Cholid mengimbau agar jamaah haji memastikan telah memastikan listrik sebelum meninggalkan pemondokan. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran.
Menurut Subhan, jamaah sebenarnya sudah diberikan konsumsi. Namun, memang tidak secara keseluruhan selama di Makkah.
Ada waktu-waktu tertentu yang tidak disajikan konsumsi. Di antaranya, lima hari menjelang pelaksanaan puncak haji dan di pagi hari.
"Nah, biasanya kan jamaah memerlukan tambahan konsumsi di hari-hari yang tidak dapat konsumsi dan di pagi hari. Biasanya jamaah memasak sendiri," kata Subhan, Kamis (25/7) malam.
Menurut Subhan, biasanya beberapa hotel menyediakan dapur mini dengan peralatan elektrik. Namun, ada juga yang tidak.
Biasanya, jamaah membawa peralatan sendiri seperti rice cooker, pemanas air, dan kompor kecil. "Mohon agar jamaah berhati-hati terutama ketika memasak di area hotel agar betulbetul diawasi dan harus sampai selesai. Maksudya kalau masak air atau nasi ditunggu sampai matang baru dicabut," kata Subhan.
Menurut Subhan, ini penting dilakukan agar tidak terjadi kasus-kasus di pemondokan. Misalnya, seperti kasus kebakaran.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Perlindungan Jamaah (Linjam) PPIH Arab Saudi Daker Makkah, Rustam Effendi Hasibuan, menyampaikan soal pentingnya kewaspadaan selama di hotel. Karena, ada kejadian jamaah yang mengambil air wudhu tetapi airnya lupa dimatikan.
"Akhirnya, kamarnya menjadi kebanjiran," kata Rustam. Dia pun mengingatkan agar semua yang berkenaan dengan listrik sudah dicabut sebelum jamaah keluar hotel.
Pada 28 September 2015, atau musim haji empat tahun silam, hotel yang ditempati oleh jamaah haji Indonesia di Makkah terbakar karena rice cooker yang masih tersambung dengan listrik ketika jamaah beribadah ke Masjid Alharam. Setahun kemudian, sebuah kamar yang ditempati jamaah haji Indonesia juga terbakar lantaran rice cooker.