Kamis 08 Aug 2019 08:38 WIB

Kemenkes Siapkan Pos-Pos Kesehatan Haji di Armuzna

Jelang puncak haji, Kemenkes telah menyiapkan pos-pos kesehatan haji di Armuzna

Rep: Ali Yusuf/ Red: Hasanul Rizqa
Seorang petugas kesehatan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sedang mengambil darah jamaah haji yang dirawat (Ilustrasi).
Foto: Muhammad Hafil/Republika
Seorang petugas kesehatan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sedang mengambil darah jamaah haji yang dirawat (Ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sudah menyiapkan sejumlah pos kesehatan khusus di Arafah dan Mina untuk memudahkan akses dan layanan kesehatan bagi jamaah haji asal Indonesia.

Anggota Tim Promotif Prepentif (TPP) Aji Muhawarman mengatakan, dua unit pos kesehatan berada di samping klinik yang disediakan Kerajaan Arab Saudi.

Baca Juga

"Karena tidak lama lagi seluruh jamaah haji akan memasuki masa puncak pelaksanaan ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna)," kata Aji kepada Ihram.co.id, Kamis (8/8).

Fase Armuzna ini akan berlangsung pada tanggal 9-13 Dzuhijjah atau diperkirakan akan dimulai pada 10 Agustus 2019.

Aji menuturkan, sebagai peningkatan, pelayanan dua pos kesehatan itu diperkuat lagi dengan adanya enam pos satelit di sejumlah titik di Arafah. Di antaranya, sebanyak 11 unit pos kesehatan di Muzdalifah. Kemudian, 10 unit pos kesehatan di sepanjang jalur atas dan bawah jamarat. "Begitu juga ambulans dan perbekalan kesehatan," katanya.

Terpisah, Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka menjelaskan, seluruh sumber daya tenaga kesehatan--baik dari Daerah Kerja Makkah, Madinah maupun Bandara--difokuskan untuk melayani jamaah haji Indonesia saat prosesi Armuzna.

"Kita kerahkan suluh kekuatan tenaga kesehatan dari Daker Makkah, Madinah dan Bandara," katanya.

photo
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka meninjau jamah yang dirawat jalan di Poliklinik Embarkasi Bekas. Jumat (2/8).

Dua pos kesehatan di Arafah dan Mini itu  akan beroperasi sepanjang waktu beribadahnya sekitar 212.732 jamaah haji Indonesia.

Eka menuturkan, petugas kesehatan yang melayani jamaah itu merupakan gabungan dari Tim Kuratif dan Rehabilitiatif (TKR) dan Tim Mobile Bandara dari tiga daerah kerja. Selain itu masih ada Tim Promotif Preventif (TPP) dan Tim Gerak Cepat (TGC).

"Serta tenaga kesehatan lainnya," katanya

Menurut Eka, semua tim tadi memiliki beragam profesi kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter gigi, dokter spesialis, perawat, apoteker, sanitarian, ahli gizi, tenaga kesehatan masyarakat, dan sebagainya.

Petugas kesehatan lainnya adalah Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang menjadi satu kesatuan dengan kloternya. Setiap kloter didampingi oleh tiga orang tenaga kesehatan (satu dokter, dan dua perawat).

"Total terdapat 1.587 tenaga kesehatan untuk melayani 529 kloter," katanya.

Selain itu, kata Eka, para petugas kesehatan juga akan memberikan layanan kesehatan, menyampaikan edukasi dan merujuk jamaahnya bila diperlukan ke pos-pos kesehatan milik Kemenkes maupun milik Pemerintah Arab Saudi.

Sementara itu Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, dr. Muhammad Imran, mengatakan, untuk mengakomodasi jamaah yang sakit dan masih dirawat inap saat masa Armuzna, KKHI Makkah telah menyiapkan 10 bus untuk safari wukuf.

Empat bus untuk pasien dengan posisi berbaring, dengan daya tampung maksimal 8 pasien per bus. Sedangkan enam bis untuk posisi duduk, dengan daya muat 50 pasien.

"Total kapasitas bus untuk program safari wukuf sebanyak 332 pasien," kata dr Muhammad Imran, beberapa waktu lalu saat menerima Amirul Hajj dan rombongan.

Sementara itu, selama lima hari Armuzna, KKHI Makkah tetap siaga memberikan layanan. Begitu juga pelayanan kesehatan di sektor dan kloter terutama bagi yang jamaahnya memutuskan untuk tidak kembali ke tenda melainkan langsung pulang ke hotel dekat area Mina.

"Semua dikolaborasikan dan dikendalikan dengan baik untuk memberikan layanan optimal kepada jemaah haji Indonesia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement