IHRAM.CO.ID, MADINAH—Kota Tabuk, Madinah, menjadi salah satu alternatif untuk dijadikan bandara haji. Hal ini disampaikan Kepala Daker Madinah, Akhmad Jauhari, kepada tim Media Center Haji (MCH), Selasa (20/8). “Ada kemungkinan Bandara Tabuk untuk dijadikan bandara haji,” kata Jauhari.
Sebelumnya, Kota Tabuk ini juga sempat disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat berbincang dengan tim Media Center Haji (MCH) lengkap di Jeddah, Ahad (18/8) malam.
Lukman mengatakan, selain Bandara King Abdul Aziz di Jeddah dan Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz di Madinah, bandara yang bisa dijadikan tambahan adalah Thaif dan Tabuk.
Jauhari mengakui, usulan untuk menjadi Kota Tabuk sebagai bandara haji, sudah disampaikan sejak 2017 lalu. Hanya saja, kata dia, kesiapan landasan pacu (run away) yang terus diperbaiki dan sarana-prasarana pendukung yang terus digenjot. Sehingga belum bisa dimaksimalkan untuk dijadikan bandara haji.
Namun, seiring dengan upaya dan langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dalam rangka mendorong ‘Visi 2030 Arab Saudi’ berbagai sarana-prasarana terus dikembangkan.
Mulai dari tata kota, kebersihan, infrastruktur, dan sumber daya manusia menjadi perhatian serius Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. “Tentu saja kita berharap bisa secepatnya direalisasikan untuk menjadi Tabuk sebagai Bandara Haji,” terang Jauhari.
Usulan dijadikannya Tabuk dan Thaif sebagai bandara tambahan untuk haji, untuk mempercepat proses kedatangan dan pemulangan jamaah haji, termasuk jamaah haji Indonesia.
Di samping itu, penambahan bandara ini juga dimaksudkan untuk memperpendek waktu tinggal jamaah haji. Sekaligus juga mengurangi faktor kelelahan jamaah haji karena lamanya masa tinggal di tanah suci. “Tapi, soal masa tinggal ini masih perlu dibicarakan lebih detail, mengingatkan implikasinya sangat besar,” kata Jauhari.