IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Jamaah haji asal Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) yang memfasilitasi jamaah dari Provinsi Jawa Barat, mendominasi jamaah yang wafat pada musim haji 2019/1440. Berdasarkan data Sisitem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag, hingga Jumat (13/90 pukul 19.00 waktu Arab Saudi, jamaah haji yang wafat asal Provinsi Jawa Barat tercatat sebanyak 71 orang. Terdiri atas 35 laki-laki dan 36 jamaah perempuan.
Adapun jamaah yang wafat, secara total hingga Jumat (13/9) hingga pukul 19.00 WAS, mencapai 448 orang. Perinciannya, jamaah laki-laki yang wafat sebanyak 240 orang dan perempuan sebanyak 181 orang.
Sementara itu, Embarkasi Solo (SOC) dan Surabaya (SUB) masing-masing terdapat sebanyak 66 jamaah yang meninggal dunia. Untuk Embarkasi Solo, jamaah haji laki-laki yang wafat berjumlah 39 orang dan perempuan 27 orang. Sedangkan Embarkasi Surabaya, jamaah laki-laki yang wafat sebanyak 37 orang dan perempuan 29 orang.
Kemudian Embarkasi Batam (BTH) terdapat sebanyak 40 jamaah yang wafat (laki-laki 29 orang, perempuan 11 orang). Dan berada di posisi kelima embarkasi terbanyak penyumbang jamaah wafat adalah Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) yang memfasilitasi jamaah haji asal Jakarta, Banten, dan Lampung. Dari Embarkasi JKG jumlah jamaah yang wafat sebanyak 36 jamaah, terdiri atas 21 jamaah laki-laki dan 15 jamaah perempuan.
Terpisah, Kepala Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaj) Eka Jusuf Singka mengatakan, pihaknya sangat berharap jamaah haji yang wafat semakin berkurang. Namun faktanya jumlah jamaah yang meninggal dunia semakin banyak dibandingkan musim haji 2018. “Tapi bukan ini yang kita inginkan. Kita harus ungkap juga, berapa banyak jamaah haji yang berhasil diselamatkan atau disehatkan,” kata dia, disela-sela acara ramah tamah dengan Menkes Nila Moeloek, Kamis (12/9) malam di Madinah.
Eka menyebut, ada ratusan jamaah haji yang sakit berhasil disehatkan atau diobati sehingga mereka bisa terhindari dari kematian di Tanah Suci. “Jadi dalam penyelenggaraan haji, bukan kuantitas jamaah yang wafat yang harus diungkap, melainkan berapa banyak jamaah yang berhasil diselamatkan. Ini yang penting,” tegasnya.
Sebab, kata dia, setiap tahun selalu ada jamaah haji yang wafat dan jumlahnya cukup besar. Tetapi dibalik itu, pihaknya bersyukur mampu menyelamatkan banyak jamaah haji yang berhsil disembuhkan dari sakitnya sehingga mereka bisa melaksanakan ibadah haji dengan lancar.
Sebelumnya diberitakan, bahwa sedikitnya ada 198 jamaah haji yang berhasil ditanazulkan atau dipulangkan ke Tanah Air karena kondisi mereka sudah membaik.
Sementara itu, sampai Jumat (13/9) malam, jamaah haji yang sakit dan masih di rumah sakit serta Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Makkah dan Madinah, tercatat tersisa sebanyak 74 jamaah. “Di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) Jeddah sebanyak 4 jamaah yang masih dirawat, di RSAS Makkah 32 pasien, di RSAS Madinah 30 jamaah, dan di KKHI Madinah tersisa 8 jamaah. Kita berharap, saat berakhirnya operasional haji tahun 2019 ini, mereka semua bisa segera dipulangkan,” ungkapnya.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengapresiasi kinerja para petugas kesehatan yang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga banyak jamaah yang sakit berhasil disembuhkan. “Saya bangga dengan kinerja petugas kesehatan, dan ke depan semoga kinerja mereka semakin baik lagi agar mampu melayani jamaah dengan optimal,” terang Menkes.