Ahad 15 Sep 2019 10:05 WIB

Operasional Haji Berakhir, PPIH Catat Rencana Perbaikan Haji

Operasional Haji Berakhir, PPIH Catat Rencana Perbaikan Haji

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Subarkah
Petugas membantu jamaah haji lansia setibanya di Asrama Haji Transit di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (9/9/2019).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Petugas membantu jamaah haji lansia setibanya di Asrama Haji Transit di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (9/9/2019).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Masa operasional ibadah haji tahun 1440H/ 2019M akan segera berakhir. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) merangkum beberapa catatan selama pelaksanaan operasional haji di Arab Saudi tahun 1440 H/2019.

Catatan ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan perbaikan bagi penyelenggaraan ibadah haji tahun mendatang. “Tentu tujuannya adalah bagaimana kita bisa melakukan evaluasi dan merumuskan inovasi-inovasi yang harus disiapkan pada operasional haji tahun 1441 H/2020 M," ujar Ketua PPIH Endang Jumali, dalam keterangan yang didapat Republika, Ahad (15/9).

Aspek yang menjadi fokus peningkatan tahun depan di antaranya pelaksanaan Bimbingan Manasik dan Ibadah sepanjang tahun. Implementasi Bimbingan Manasik dan Ibadah sepanjang tahun ini dilakukan dengan memaksimalkan peran KUA Kecamatan yang pelaksanaannya berbasis regu dan rombongan. Pengayaan materi bimbingan yang sesuai dengan kondisi jamaah dan situasi terkini yang terjadi di Arab Saudi akan diberikan.

Selain membahas manasik dan ibadah, PPIH Arab Saudi tahun 1440H/ 2019M juga akan  mempertahankan pola penempatan jamaah di Makkah dengan sistem zonasi berbasis embarkasi.

“Aspek yang sangat menarik adalah sistem zonasi karena terbukti bisa memudahkan pelayanan dan penanganan permasalahan yang muncul seperti penanganan jamaah tersasar, atau mungkin tidak tahu jalan,” lanjut Endang.

Layanan akomodasi di Madinah akan mengupayakan peningkatan presentase penyewaan hotel full musim. Sedangkan selama di Mina, PPIH mengusulkan agar tahun mendatang Muassasah dapat melengkapi instalasi listrik di tenda arafah dengan memisahkan instalasi listrik pemerintah dan diesel dan menyiapkan lampu emergency.

Pada Satuan Operasional Armuzna, ke depan perlu mengajukan ijin kepada instansi terkait di Arab Saudi agar kendaraan ambulance dan armada pengantar jamaah tersesat bisa beroperasi di Mina.

Untuk layanan transportasi udara, PPIH akan melakukan penjajakan pengusulan jadwal pendaratan (slot time) maskapai pengangkut jemaah haji kepada General Authority Civil Aviation (GACA). Kepastian jadwal disebut memiliki peran yang sangat besar dalam menunjangan kelancaran layanan akomodasi dan konsumsi khususnya di Madinah.

Sementara aspek SDM, petugas PPIH akan dilakukan penguatan pada setiap daerah kerja termasuk penguatan pada Satuan Operasional Armuzna. Penguatan SDM ini dengan melakukan reposisi struktur organisasi.

Terkait evaluasi manasik, Dirjen PHU selaku penanggung jawab PPIH, Nizar Ali mengatakan dengan pola manasik haji berbasis ketua regu dan ketua rombongan diharapkan jamaah dapat mandiri. Hal ini juga meminimalisir ketergantungan terhadap konsultan atau pembimbing ibadah.

“Tahun depan adalah tahun bimbingan ibadah, maka sejak awal nanti pasca operasional haji ini kira-kira bulan depan akan kita umumkan nominatif jemaah haji th 2020, sehingga sejak awal sdh bisa dipetakan bimbingan manasik di tingkat kecamatan,”ujar Nizar.

Beberapa saran evaluasi PPIH tahun 1440H/2019M terkait penyempurnaan pola manasik haji antara lain manasik akan dilakukan sepanjang tahun.

Intensifikasi manasik dilakukan di KUA Kecamatan dengan menyesuaikan pola penyusunan kloter. PPIH juga berisaha menyempurnaan kurikulum manasik haji dan menambah buku manasik bagi jemaah udzur, sakit dan lanjut usia.

“Dan basisnya kita juga akan perkuat dengan bimbingan manasik berbasis ketua rombongan dan ketua regu. Kalau ketua rombongannya itu kita //back up// penguasaan manasik, ini menjadi agen pembimbing untuk anggotanya yang 44 orang,” lanjutnya.

Materi manasik yang diberikan kepada jamaah disebut akan mulai dilakukan spesifikasi. Salah satunya perihal bimbingan manasik bagi jamaah usia lanjut. Selama ini materi yang diberikan sama, sementara saat di lapangan, perlakuannya berbeda.

Nizar Ali juga memberi contoh, nantinya buku manasik untuk jamaah udzur, sakit dan lanjut usia akan diberikan keterangan. Saat di jamarat, jamaah dapat diwakilkan dalam melontar jumrah.

Aspek lain yang menjadi perhatian adalah perbaikan manajemen penyelenggaraan badal haji dan safari wukuf. Nizar mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan agar dapat menguatkan sinergi antara petugas kesehatan dan petugas dari Kemenag dalam memperoleh data badal haji dan safari wukuf. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement