Kamis 19 Sep 2019 14:35 WIB

Upaya Petugas Kesehatan Menekan Angka Kematian Jamaah Haji

Petugas kesehatan meningkatkan pelayanan di KKHI.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Petugas kesehatan haji sedang merawat seorang jamaah haji yang menderita penyakit gangguan saluran pernafasan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. (Ilustrasi)
Foto: Muhammad Hafil/Republika
Petugas kesehatan haji sedang merawat seorang jamaah haji yang menderita penyakit gangguan saluran pernafasan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA—Penyelenggaraan ibadah haji tahun 1440H/2019M di Arab Saudi secara resmi telah selesai pada Ahad (15/9). Banyak dinamika dalam penyelenggaraan ibadah terutama terkait angka kematian tahun ini yang meningkat tajam.

"Meski demikian  pelayanan kesehatan haji tahun ini berjalan lancar," kata Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi 2019 Indro Murwoko melalui keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Rabu (18/9).

Baca Juga

Indro mengatakan, meski banyak dinamika dalam operasional penyelenggaraannya. Akan tetapi Kemenkes melalui Pusat Kesehatan Haji sudah menyiapkan strategi untuk menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. “Dan pada prinsipnya seluruh jamaah haji terlayani dalam aspek kesehatan,” katanya.

Indro mengatakan, selain meningkatkan pelayanan di tingkat kloter, petugas kesehatan juga meningkatkan pelayanan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Baik KKHI yang ada di Makkah maupun KKHI yang ada di Madinah,sehingga tim kesehatan berhasil meniadakan angka kematian di kedua fasilitas kesehatan tersebut.

“Hal ini bukti atas ikhtiar dan kesigapan kita dalam menangani pasien khususnya kasus-kasus emergensi terlihat hasilnya di mana angka kematian di KKHI itu nol,” katanya.

Selama 60 hari beroprasi KKHI Makkah telah menerima 4.188 kunjungan pasien. Sedangkan KKHI Madinah menangani pasien rawat inap sebanyak 884 orang. Dari jumlah pasien yang dirawat di KKHI Makkah dan Madinah itu semuanya kembali sehat dan tidak ada yang meninggal.

Menurutnya, Keberhasilan menekan angka kematian di fasilitas kesehatan, utamanya karena KKHI berikhtiar dengan melengkapi semua fasilitas kesehat dengan baik. Seperti disediakan dokter spesialis yang berkaitan dengan faktor risiko yang dimiliki oleh jamaah haji berisiko tinggi dengan penyakit bawaan seperti jantung, hipertensi, atau stroke. Dengan demikian pasien risti bisa ditangani dengan optimal.

Selain itu ada dokter-dokter yang disebut Amsyar sebagai dokter code blue atau dokter yang menangani kasus kegawatdaruratan. Kapasitasnya dalam menangani atau merujuk ke rumah sakit Arab Saudi dapat meminimalkan risiko kematian.

Atas dasar itulah, langkah pembinaan, pelayanan dan perlindungan kepada jamaah haji Indonesia berjalan dengan baik. Meskipun terdapat 453 jamaah haji yang wafat, namun demikian petugas kesehatan haji dapat melayani ribuan jamaah haji lainnya melalui upaya promotif preventif, respons kegawatdaruratan dan layanan medis spesialistik yang diberikan oleh petugas kesehatan haji di semua tingkatan.

Menurut catatan medis, kematian jamaah haji Indonesia banyak disebabkan oleh dua faktor utama, yakni usia dan perilaku, di samping kondisi lingkungan di Arab Saudi yang berbeda dengan Indonesia. Berdasarkan analisis, angka kematian tertinggi di kelompok usia di atas 70 tahun. Kemudian diikuti dengan kelompok umur 60-70 tahun.

“Jadi secara signifikan pengaruh dominannya jamaah haji Indonesia yang berusia lanjut menjadi determinan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan di Arab Saudi,” katanya.

Sisi lainnya perilaku jamaah haji yang kurang peduli dengan kondisi kesehatannya. Masih banyak jamaah yang memaksakan diri untuk menjalankan ibadah haji yang bersifat sunnah. Tidak bisa menyeimbangkan antara aktivitas ibadah dengan kondisi fisiknya.

Di balik itu semua, penyelenggaraan kesehatan haji terbilang sukses. Pemerintah Indonesia mendapat apresiasi beberapa pihak di Arab Saudi. Penghargaan terkait upaya yang dilakukan secara efektif, maksimal dan sungguh-sungguh untuk menjaga jemaah haji yang jumlahnya terbanyak di dunia.

“Jadi ikhtiar yang dilakukan itu yang menjadi concern beberapa pihak Arab Saudi sehingga kita mendapat empat penghargaan tahun ini,” katanya.

Indro mengatakan, selama 75 hari operasional haji berjalan, tercatat sebanyak 475.464 layanan kesehatan rawat jalan yang diberikan di tingkat kloter oleh Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Angka ini lebih dari dua kali lipat jumlah jamaah haji Indonesia.

Sementara di level sektor, Tim Gerak Cepat (TGC) berhasil melakukan temuan kasus (deteksi dini penyakit) sebanyak 9.550 dan pertolongan emergensi sejumlah 2.738.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement