IHRAM.CO.ID,JAKARTA—Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama telah menyelengarakan evaluasi layanan akomodasi, transportasi, dan konsumsi di Arab Saudi 1440H/2019M. Hasil evaluasi terkait layanan akomodasi, transportasi, dan konsumsi ini akan dibahas di evaluasi nasional yang akan dilaksanakan pada tanggal 8-10 Oktober di Jakarta.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi layanan akomodasi, transportasi dan konsumsi di Arab Saudi, secara umum semua pihak memberikan penilain memuaskan. Terutama untuk penempatan jamaah sesuai zonasinya yang dilai jamaah sudah baik, dan akan dipertahankan pada penyelenggaraan haji tahun depan.
“Jadi pelayanan yang baik tahun lalu dan mendapat apresiasi dari jamaah maka kita akan pertahankan. Ketiga-tiganya untuk aspek itu baik untuk akomodasi katering maupun tranportasi,” kata Sri Ilham saat dihubungi Republika, Rabu (2/10).
Sri mengatakan, meskipun pada kenyatannya masih ada permasalah-permasalah yang belum diselesaikan baik di dalam mapun di luar negari, Kemenag sebagai penyelenggara haji terbuka menerima masukan demi perbaikan layanan. “Itu akan kita perbaiki untuk tahu yang akan datang,” katanya.
Sri memastikan, hasil evaluasi di Bandung, sifatnya usulan dan sementara. Sehingga belum diputuskan untuk dibuat menjadi kebijakan untuk penyelenggaraan haji tahun depan. Jadi kata dia, dari hasil evaluasi itu masih akan dibahas dalam evaluasi nasional yang akan digelar di Jakarta minggu depan.
“Hasil evaluasi itu kita tidak bisa putusakan sekarang. Karena itu menyangkut kebijakan, nanti ini akan dibahas di tingkat evaluasi nasional tanggal 8 sampai 10 di Jakarta,” katanya.
Jadi, menurutnya, evaluasi yang digelar di Bandung, kemarin itu sifatnya usulan atau rumusan masalah yang akan dibahas di evaluasi tingkat nasional. Jika usulan itu disepakati maka akan dibuat menjadi suatu kebijakan untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun 2020.
Sri Ilham menuturkan, ada beberapa usulan yang akan diajukan di evaluasi tingkat nasional, pertama adalah meminimalisir perpecahan kelompok terbang (kloter). Meski demikian, pihaknya tidak bisa meniadakan perpecahan penempatan. Karena kata dia, hotel-hotel di Arab Saudi tidak dirancang sesuai dengan kapasitas kelompok terbang.
“Jadi yang kita upayakan adalah bagaimana mengkonfigurasi dan itupun untuk penempatan petugas kloter supaya mereka ditempatkan kamarnya tidak bersamaa dengan jamaah,” katanya.
Hal ini tentunya kata dia, memerlukan tambahan kapasitas ruangan yang berdampak pada kenaikan biaya sewa hotel-hotel yang disewa oleh Kemenag. Masala-masalah teknis seperti inilah harus diputuskan di evaluasi tingkat nasional, tidak bisa diputuskan sepihak, meski usulan menyangkut kenyamanan jamaah.
“Tentu itu konsekuensinya ada penambahan biaya. Nah hal seperti ini harus diputuskan di tingkat nasional. Usulan ini untuk kenyamanan jamaah,” katanya.
Sri Ilham mengatakan, untuk masalah konsumsi atau katering, ia dan timnya mengusulkan ada penambahan makanan siap saji untuk jamaah. Meski demikian usulan kedua ini, terlebih dahulu harus dipastikan kesiapannya, sehingga makanan siap saji aman dikonsumi jamaah.
“Maka dari itu nanti kan ada tim survei kesana melakukan penjajakan dengan ketesedian makanan siap saji itu yang kita usulkan ada tambahan makan,” katanya.
Sementara itu untuk usulan ketiga adala mengusulkan, fasilitas-fasilitas hotel harus diperlengkap. Seperti tersedianya ruang Musholla lengkap dengan kamar mandi, dan tempat wudhu. Di hotel-hotel yang disewa Kemenag juga akan dipasang siaran televisi bimbingan manasik untuk meningkatkan kualitas pemahaman jamaah haji terhadap rukun dan wajib haji.
“Di hotel ada tv yang bisa menyiarkan bimbingan manasik untuk jamaah. Sehingga jamaah diingatkan untuk manasik-manasiknya,” katanya.
Sri menyampaikan, usulan penambahan fasilitas juga akan dilakukan pada semua tranportasi atau bus yang membawa jamaah dari Madinah ke Makkah, dari Jeddah ke Makkah (bus shalawat). Bus-bus ini akan disediakan informasi melalui rekaman video manasik.
Tahun lalu, kata dia, informasi tentang manasik di televisi bus belum ada. Televisi yang ada di dalam bus hanya menayangkan tutorial penggunaan fasilitas hotel.
“Jadi tayangan video manasik ini untuk mengingatkan rukun haji itu apa saja, wajib haji apa saja, larangannya apa saja,” katanya.