IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Wakil Menteri Agama, KH Zainut Tauhid Saadi, menanggapi positif pembagian buku manasik haji lebih dini sejak calon haji mendaftar dan mendapatkan nomor porsi sebagai calhaj.
Pemerintah punya tanggung jawab pelayanan haji, seperti transportasi, akomodasi dan sebagainya. “Manasik haji ini sangat penting," kata Zainut di Jakarta, Rabu, dalam paparan Indeks Kepuasan Pelayanan Haji di Indonesia 1440 Hijriah/2019 Masehi.
Saat ini, jamaah calon haji (JCH) cenderung mendapatkan buku manasik haji jelang keberangkatan mereka ke tanah suci, Arab Saudi. Hal itu ditengarai menjadi salah satu penyebab sejumlah calon haji belum memahami dengan baik manasik haji.
Wamenag mengatakan pihaknya mendukung usulan tersebut demi literasi yang lebih baik bagi calhaj terutama bagi mereka yang tingkat pendidikannya rendah.
"Begitu orang mendaftarkan slot, tentu bisa diberi buku panduan. Sembari dia menunggu bisa dibaca-baca untuk referensi tambahan bacaan-bacaan," kata dia.
Zainut mengatakan berhaji memiliki inti yaitu ibadah yang rangkaiannya terangkum dalam manasik haji. Menurut dia, usulan dalam bentuk apapun selama baik maka tentu bisa dilaksanakan.
"Dalam berhaji itu ada teknis dan aspek ibadah. Teknis dalam beragama ini bisa membuat ibadah baik dan benar. Jangan sampai sudah menabung lama dan jumlahnya besar untuk berhaji tapi ibadahnya kurang, tentu menyedihkan," katanya.
Di tempat yang sama, anggota Komisi VIII DPR RI Ali Taher Parasong mengatakan soal manasik haji memang harus menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah.
Ali berharap agar buku manasik haji sesegera mungkin diberikan bagi calhaj. Hal itu seiring dengan upaya mengurangi praktik manasik haji yang dinilai memberatkan calhaj yang tinggal di pelosok.
Calhaj yang mendapatkan buku manasik haji lebih dini diharapkan bisa belajar sendiri dengan waktu yang lebih lama. Hal itu lebih efektif dibanding melakukan praktik manasik bagi calhaj yang rumahnya jauh dari pusat manasik di kecamatan-kecamatan.
Praktik manasik, kata dia, tetap dilakukan sebagai bagian dari edukasi rangkaian ibadah haji. "DPR mendorong bimbingan manasik ini berkurang. Bayangkan dari desa yang sangat jauh datang ke kecamatan. Harus ada rasionalitas. Rekomendasinya, begitu menerima nomor porsi keberangkatan haji, buku manasik dikasih sehingga ada interval waktu untuk belajar," kata dia.