IHRAM.CO.IDJAKARTA--Anggota Komisi VIII Lisda Hendrajoni menyarankan agar pemerintah melibatkan maskapai lain memberangkatkan jamaah haji tahun 2020. Selama ini meskapai yang digunakan menerbangkan jamaah haji hanya Garuda dan Saudi Airlines.
"Ini pendapat saya pribadi berharap diberikan kesempatan kepada airlines-airlines Indonesia untuk membawa jamaah haji," Lisda saat dihubungi Republika, Rabu (11/12).
Menurutnya, banyak keuntungan ketika pemerintah melibatkan maskapai selain Garuda dan Saudi Airlines. Pertama negara mendapat keuntungan dari maskapainya dan kedua jamaah mendapat pelayanan langsung dari crew pesawat asli orang Indonesia.
"Kalau memakai maskapai kita pasti memakai tenaga kerja Indonesia yang terpakai. Dan kemudian juga dari sisi pelayanan orang Indonesia melayani dengan orang asing di mata jamaah itu pasti sangat beda," ujarnya.
Lisda mengatakan, banyak kendala ketika pelayan jamaah haji di pesawat dilakukan oleh orang asing. Di antara kendala yang akan dialami pertama adalah masalah bahasa.
"Mereka pasti segan apalagi rata-rata itu orang yang belum pernah naik pesawat," katanya.
Jadi kata dia, kalau orang yang Indonesia sediri yang melayani jamaah saat di pesawat, maka akan lebih membuat jamaah nyaman selama perjalanan di pesawat. Apalagi yang melayani jamaah itu disesuaikan dengan masing-masing embarkasi.
"Jadi itu lebih mempermudah jamaah di dalam perjalanan," katanya.
Lisda mengatakan, pihak maskapai lain pernah mengajukan permohonan agar menjadi bagian maskapai yang bisa berangkatkan jamaah haji. Namun, entah alasan apa kata dia, pemerintah masih menggunakan Garuda dan Saudi Airlines.
"Makanya kita dorong selagi kita bisa kenapa juga harus airlines luar," katanya.
Kewajiban maskapai haji (grafis).