Ahad 09 Feb 2020 08:23 WIB

Karpet Hijau di Masjid Nabawi

Area karpet hijau ini berbeda dengan area lainnya di Masjid Nabawi.

Rep: ERDY NASRUL/ Red: Muhammad Hafil
Raudah di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Yogi Ardhi/ca
Raudah di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Jika mengunjungi raudah di Masjid Nabawi di Madinah, seseorang akan menemukan area yang berbeda. Karpet di sana berwarna hijau. Tak seperti karpet merah Masjid Nabi yang sudah diperluas beberapa kali lipat oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz as-Saud.

berdasarkan riwayatnya, raudah adalah jalur yang sehari-hari digunakan Nabi Muhammad berjalan dari rumahnya ke mimbar masjid. Diyakini kebanyakan jamaah, doa yang dipanjatkan di lokasi itu pasti diterima Allah. Lokasi itu juga dikenal sebagai sepotong tanah surga.

Baca Juga

Tak heran, ia menjadi salah satu tujuan utama jamaah haji dan umrah saat mengunjungi Masjid Nabawi. Ramai jamaah menitikkan air mata saat berdoa dan beribadah di sana. Pada puncak musim haji, lokasi itu terkadang ditutup guna mengantisipasi membeludaknya jamaah.

Tiang-tiang di area raudah tampak berbeda. Tak seperti pilar tempat sujud tersebut di area lain yang tampak megah. Ya, tiang di area raudah merupakan bekas tempat para sahabat Rasulullah berjaga-jaga.

Ketika Rasulullah mendakwahkan Islam di Madinah pada abad ketujuh, ada saja orang kafir yang memusuhi dan mengincarnya. Tak sekadar menghina, mereka mengancam kehidupan utusan Allah tersebut. Karena itulah para sahabat berjaga-jaga di area masjid. Oleh orang Arab, tiang-tiang itu disebut dengan ustuwanah.

Salah satunya adalah ustuwanah al- Haris di sebelah utara tiang Attaubah. Tiang ini adalah tempat Ali bin Abi Thalib berjaga-jaga. Kalau dipanggil Rasulullah, Ali langsung bersegera untuk mendengarkan petuah sang Nabi.

Lainnya adalah ustuwanah al-mukhallaqah. Di sini Rasulullah biasa men dirikan shalat. Tiang ini adalah tempat berlakunya peristiwa batang tamar sewaktu Rasulullah SAW berpindah menyampaikan khutbah di atas mimbar.

Para sahabat selalu menyapukan minyak wangi di tempat itu sebagai tanda tempat shalat Rasulullah. Meskipun beberapa kali mengalami perluasan, area raudah tetap menjadi ciri khas masjid ini. Kini tiang-tiang tersebut diberi tanda untuk dikenali para peziarah.

Tiang-tiang tersebut hing ga kini dirawat dengan baik karena menjadi bagian dari raudah, tempat Muslim dari berbagai belahan dunia bermunajat mengharapkan magfirah Ilahi.

Jamaah datang ke sana untuk menga du dan bermanja kepada Sang Pencipta. Di sana mereka mengimpikan limpahan pahala untuk menggapai ridha-Nya. Di sana mereka mengharapkan ketenangan batin, sesuatu yang dicari sepanjang hidup.

Masjid Nabawi merupakan destinasi wisata religi Muslim dunia. Setelah melaksanakan umrah di Masjidil Haram, mereka berziarah ke Kota Nabi, Madinah. Di sana mereka mengunjungi masjid berkubah hijau, yang di dalamnya terdapat makam Rasulullah.

Sebagaimana banyak dijelaskan, Masjid Nabawi merupakan tempat yang sangat mulia. Rasulullah bersabda, "Janganlah kalian berkunjung kecuali pada tiga masjid, yakni Masjid al-Haram (Makkah), masjidku ini (Nabawi di Madinah), dan Masjid al-Aqsha (Palestina).'' Bahkan, Rasulullah juga bersabda, beribadah di Masjid Nabawi pahalanya akan dilipatgandakan hingga seribu kali. Karena itu, tak heran sebagian besar umat Islam yang pernah berkunjung ke Madinah senantiasa menyempatkan diri untuk beribadah di masjid ini.

Bahkan, pada musim haji, jutaan umat Islam dari seluruh dunia berusaha melaksanakan shalat sebanyak 40 kali (arbain) di masjid ini selama delapan hari untuk memperoleh keberkahannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement