REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia Halal Watch (IHW) menilai industri halal berbasis jamu-jamuan dan herbal seharusnya dapat tumbuh bergairah di tengan ancaman wabah Covid-19. Minuman dari bahan jahe, temu lawak, lengkuas, kunyit, kayu manis, sereh, jeruk nipis dan bahan curcuma lainnya baik dikonsumsi untuk memperoleh tambahan imunitas.
"Industri halal yang berasal dari jahe, temu lawak, lengkuas, kunyit, kayu manis, sereh, jeruk nipis dan bahan curcuma lain sehaturnya tumbuh bergairah, seiring kebutuhan masyarakat untuk memperoleh tambahan imunitas," kata Direktur Eksekutif IHW, Ikhsan Abdullah saat berbincang dengan Republika.co.id, Senin (30/3).
Ikhsan mengatakan, perlu ada promosi dan bimbingan dari pemerintah daerah untuk pengetahuan masyarakat manfaat mengkonsumsi masyarakat terhadap produk industri halal berbasis jamu-jamuan dan herbal. Pernyertaan modal juga harus diterima kepada masyarakat yang mengelola jamu-jamuan dan herbal.
"Saatnya terus dipromosikan dan pengrajinnya dibimbing secara teknis oleh suku dinas perindustrian di masing-masing daerahnya, mereka harus diberikan insentif dengan bantuan peralatan teknis dan permodalan," katanya.
Ikhsan mengatakan, selain industri halal jamu dan herbal, industri kosmetik halal juga seharusnya tumbuh, pada situasi saat ini. Karena kosmetika yang berbasis bahan herbal lokal Indonesia sangat dicari karena manfaatnya.
Demikian juga industri farmasi dan obat-obatan yang menggunakan raw material utamanya dari berbagai jenis tanaman herbal seperti daun kelor, jambu biji dan curcuma, manggis yang diekstaksi tentu semakin diminati oleh masyarakat. "Karena di samping halal juga harganya pasti bisa bersaing dengan obat paten maupun generik," katanya.
Menurut Ikhsan, industri kosmetika halal harusnya dapat mengambil momentum ini, mengingat ketersediaan bahan dasar kita yang cukup kaya. Saat ini, kata dia, tinggal bagaimana pemerintah dapat memberikan stimulan dan insentif untuk petani agar bergairah menanam jenis kurkuma dan berbagai jenis tanaman herbal tersebut. "Agar pasokan terjaga secara continue," katanya.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh pelaku industri halal tersebut dalam memaksimalkan momentum ini? Ikhsan menegaskan, pelaku usaha harus terus melakukan inovasi yang continuous dan improvement sesuai kebutuhan konsumen. "Meliputi baik hasiat atau manfaat, bentuk design kemasan dan pemasaran yang di inginkan konsumen," katanya.
Apalagi kata dia, masyarakat saat ini, kian gemar berbelanja daring. Untuk itu IHW menyarankan agar pasar daring ini juga bisa dimanfaatkan oleh sektor industri halal yang bisa memanfaatkan momentum di tengah wabah.
Saat ini, kata dia, konsumen Muslim sebagai kaum mayoritas di Indonesia sangat peduli terhadap pentingnya sertifikasi halal. Dengan meningkatnya teknologi informasi khususnya internet, teknik pemasaran melalui sosial media yang semakin berkembang.
"Sektor indsutri halal harus sudah memulai memasarkan beberapa produknya di aplikasi-aplikasi ternama. Karena konsumen yang mencari produk halal melalui social media dan aplikasi ternama banyak," katanya.