Jumat 03 Apr 2020 21:07 WIB

Mengenal Rute Haji Abad Pertengahan (Bagian 2)

Zubaidah memfasilitasinya dengan air dan rumah makan bagi para jamaah haji

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Fakhruddin
Mengenal Rute Haji Abad Pertengahan. Foto ilustrasi suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu
Foto: saudigazette.com
Mengenal Rute Haji Abad Pertengahan. Foto ilustrasi suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Terekam dalam sejarah bahwa ada jalan sepanjang 900 mil yang dibangun membentang dari Irak ke Mekkah dan Madinah untuk jamaah haji. Hal ini ditulis dalam Encyclopedia of Islam oleh Juan Eduardo Campo pada 2008.

Pembangunannya diperkirakan dilakukan di masa khalifah Abbasiyah ketiga al-Mahdi, ayah dari khalifah Abbasiyah Abbasiyah Harun al-Rashid, sekitar tahun 780M. Jalan ini dinamai 'Jalan Zubayda' (Darb Zubaidah) yang merupakan istri Harun. Zubaidah terkenal melakukan perbaikan di sepanjang rute dan memfasilitasinya dengan air dan rumah makan bagi para jamaah haji secara berkala.

Baca Juga

Setelah takluknya Baghdad pada tahun 1258, ada perubahan titik kumpul bagi para jamaah haji. Titik kumpul difokuskan di Damaskus dan Kairo. Para jamaah haji asal Suriah, Irak, dan Iran, dan Anatolia bergabung dengan rombongan Damaskus. Sedangkan yang berasal dari wilayah Afrika Utara dan Sub Sahara bergabung dengan rombongan Kairo.

Di Irak abad pertengahan, titik pusat pengumpulan untuk peziarah adalah Kufahdan Basra di mana bekas terhubung dengan wilayah Hejaz oleh Jalan Zubayda. Rute ini dimulai dari Kufah, melintasi Fayd (dekat Jabal Shammar di bagian tengah Arab Saudi), melintasi wilayah Nejd (sebuah wilayah di Arab Saudi tengah), lalu menuju Madinah, dan kemudian sampai ke Mekkah. Di Syria abad pertengahan, titik keberangkatan bagi peziarah adalah Damaskus.

Pemberangkatan dari Damaskus atau dikenal sebagai rute Syria dimulai dari Damaskus menuju ke selatan, mencapai Al-Karak dan kemudian Ma'an (Yordania saat ini), menyeberang melalui Tabuk (barat laut Arab Saudi), Hijr (sekarang Madain Shaleh), Dan Al-Ula (380 km utara Madinah).

Dari sana, jamaah melanjutkan perjalanan ke Madinah, untuk kemudian sampai ke Mekkah. Sepanjang rute tersebut, kehadiran kota Ma'an penting sebagai pasar bagi para jamaah haji hingga zamaan Ottoman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement