Jumat 03 Apr 2020 21:32 WIB

Mengenal Rute Haji Abad Pertengahan (Bagian 3)

Jamaah haji harus menembus padang pasir lewat jalur darat dengan berkendara unta.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Fakhruddin
Mengenal Rute Haji Abad Pertengahan. Foto ilustrasi suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu
Foto: saudigazette.com
Mengenal Rute Haji Abad Pertengahan. Foto ilustrasi suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Berikutnya, untuk rute Mesir, jamaah haji akan berkumpul di Kairo, dan setelah sekitar empat hari, perjalanan dimulai ke tanah Ajrud (24 kilometer barat laut Suez). Dari sana mereka akan sampai ke Suez, dan melintasi Semenanjung Sinai lewat titik Al-Nakhl.

Mereka bakal tiba di Aqaba (selatan Yordania), lalu melakukan perjalanan sejajar dengan Laut Merah, untuk sampai di Yanbu. Perjalanan dilanjutkan ke Madinah hingga akhirnya tiba di Mekkah.

Baca Juga

Buku F. E. Peters berjudul The Hajj: The Muslim Pilgrimage to Mecca and the Holy Places menceritakan kerasnya rute berhaji. Rute Damascus maupun Kairo tak menjanjikan perjalanan santai ibarat liburan.

Jamaah haji harus menembus padang pasir lewat jalur darat dengan berkendara unta. Diperkirakan perjalanan memakan waktu dua sampai tiga bulan. Walau tak tercatat, mungkin saja ada jamaah haji yang meregang nyawa sepanjang perjalanan penuh perjuangan itu.

Selain jalur darat, ada pula yang memakai jalur laut, seperti dari Nusantara kala itu. Tercatat, jamaah haji dari Maghreb (Tunisia, Aljazair, Libya) melakukan perjalanan lewat pantai bawah laut Mediterania untuk bergabung dengan kafilah Kairo. Sebagian jamaah juga ada yang datang dari Afrika dengan menyeberangi Laut Merah demi mencapai Hijaz lalu kemudian ke Mekkah.

Kini, jamaah haji menunaikan haji lewat cara yang lebih mudah berkat kehadiran pesawat terbang. Dari Tanah Air, perlu waktu belasan jam tak sampai sehari sudah tiba di Mekkah, itu sudah ditambah waktu tambahan jika pesawat transit.

Alangkah baiknya, kemudahan perjalanan haji disikapi bijak untuk memaknai betapa beratnya dulu menjadi seorang haji. Karena haji tak sekedar menjalankan ritual, melainkan pengalaman spiritual yang mengubah jalan hidup seseorang menjadi lebih baik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement