Rabu 13 May 2020 18:31 WIB

Kesthuri Enggan Komentari Kebijakan Pemerintah Soal Haji

Kesthuri menunggu kepastian apakah jamaah haji khusus berangkat atau tidak.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Wakil Ketua Umum Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri), Artha Hanif berbincang bersama awak redaksi Harian Umum REPUBLIKA di Jakarta Selatan, Rabu (28/10).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Wakil Ketua Umum Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri), Artha Hanif berbincang bersama awak redaksi Harian Umum REPUBLIKA di Jakarta Selatan, Rabu (28/10). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri) Artha Hanif mengaku enggan mengomentari persiapan penyelenggaraan haji yang dilakukan pemerintah. Kesthuri akan tetap menunggu informasi resmi dari Kerajaan Arab Saudi (KSA) sambil fokus menjalankan ibadah Ramadhan.

"Sebelum ada kepastian ini, kami dalam posisi wait and see saja sambil fokus beribadah maksimal di bulan Ramadhan ini," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (13/5).

Baca Juga

Artha memastikan komentar Kesthuri belum ada yang berubah dengan kebijakan Kementerian Agama terkait penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Kesthuri tetap dalam posisi menunggu kepastian apakah jamaah haji khusus tetap berangkat atau tidak. 

"Kami tetap menunggu sambil memaksimalkan ibadah Ramadhan yang sebentar lagi meninggalkan kita semua dan seraya mohon ampun serta minta kebaikkan atas apapun yang Allah takdirkan ke depannya terkait penyelenggaraan haji tahun ini," katanya.

 

Artha mengatakan, tentang bisa atau tidaknya penyelenggaraan haji tahun ini diselenggarakan, Kesthuri belum bisa menyampaikan kepada jamaah apakah tahun ini haji optimis dapat diselenggarakan atau tidak sama sekali.

"Kami baru bersikap setelah ada keputusan yang pasti dari kerajaan Saudi Arabia maupun dari pemerintah kita," katanya.

Artha mengakui, Kesthuri juga sulit memprediksi apakah baik akibat akhirnya apabila semua pihak terkait tetap memaksa berangkat haji pada tahun ini. Pandemi masih mengintai semua negara-negara termasuk pusat penyelenggaraan ibadah haji.

"Oleh karenanya, yang paling tepat adalah menunggu sambil terus berdiskusi secara internal bagaimana antisipasi bila keputusan tidak berangkat atau tetap berangkat haji," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement