REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kementerian Kesehatan Arab Saudi telah meningkatkan tes Covid-19 tiga kali lipat setiap hari. Menteri Kesehatan Tawfiq Al-Rabiah menyebut, hal tersebut menjadi alasan terjadi peningkatan jumlah kasus yang dikonfirmasi di Kerajaan Saudi.
"Cara ini memungkinkan kita menemukan sebanyak mungkin kasus dan menyelamatkan banyak nyawa sebelum terlambat," kata Menteri Kesehatan, Tawfiq Al-Rabiah, dikutip di Arab News, Senin (18/5).
Ia menyebut, kementerian mengambil langkah ini karena percaya dengan kemampuan perawatan kesehatan mereka. Kekuatan yang ada membuat sistem kesehatan negara itu kuat.
Al-Rabiah juga mengatakan, Arab Saudi adalah salah satu negara dengan tingkat kematian terendah. Kasus kritis negara ini juga paling sedikit karena upaya medis dan protokol yang efisien.
"Saya berterima kasih kepada petugas kesehatan Kerajaan atas upaya dan dedikasi mereka di masa-masa sulit ini," lanjutnya.
Kementerian melakukan 5.000 hingga 6.000 tes setiap hari hingga sebulan yang lalu. Jumlah itu meningkat menjadi 16 ribu-18 ribu tes per hari. Sementara, jumlah total tes reaksi rantai polimerase (PCR) yang dilakukan sejauh ini mencapai 586.405 kali.
Juru bicara kementerian, Dr. Mohammed Al-Abd Al-Aly mengatakan, dari tes massal, investigasi, serta pemantauan lapangan, menunjukkan pertemuan sosial dengan jumlah besar berkontribusi pada peningkatan kasus infeksi.
Kementerian Dalam Negeri lantas mengumumkan sanksi denda baru yang diberikan kepada masyarakatnya yang melanggar aturan jaga jarak sosial maupun menghadiri pertemuan massal, Ahad (17/5).
Masyarakat yang pertama kali melanggar diminta membayar denda sebesar 10 ribu Saudi Riyal atau 2.666 dolar Amerika. Sementara bagi fasilitator pertemuan ilegal, peserta dan mereka yang mengirim undangan akan membayar 5, 000 Saudi Riyal. Denda ini akan berlipat ganda ketika pelanggaran terjadi untuk kedua kalinya.
Kementerian Dalam Negeri lantas mengatakan, jika fasilitas tempat pertemuan itu dilaksanakan milik sektor swasta, maka akan ditutup selama tiga bulan dan menjadi enam bulan jika pelanggaran itu diulang. Ekspatriat yang melanggar peraturan ini akan dikeluarkan secara permanen dari negara tersebut setelah menjalani atau membayar penalti yang dikenakan.
Saudi mengumumkan 2.736 kasus Covid-19 baru, Ahad (17/5). 22 persen adalah perempuan, 9 persen adalah anak-anak dan 40 persen adalah warga Saudi. Dari kasus-kasus baru ini, 557 tercatat di Mekkah, 488 di Riyadh, 392 di Madinah, 357 di Jeddah dan 286 di Dammam. Jumlah total kasus yang tercatat adalah 54.752, dengan 28.718 kasus aktif, dengan 202 dalam kondisi kritis.
Kementerian Kesehatan mengumumkan lebih dari 2.056 pasien telah pulih dari penyakit ini. Sehingga jumlah total pasien sembuh di Kerajaan Saudi menjadi 25.722. Kementerian juga melaporkan 10 kematian ekspatriat baru di Mekkah, Riyadh, Jeddah, Madinah, Al-Kharj, dan Al-Niriyah, sehingga menambah jumlah korban menjadi 312 orang.