Senin 06 Jul 2020 14:21 WIB

Arab Saudi Keluarkan Protokol Pastikan Keamanan Jamaah Haji

Karpet masjid ditiadakan untuk memungkinkan para peziarah.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Arab Saudi Keluarkan Protokol Pastikan Keamanan Jamaah Haji. Foto: Suasana Masjidil Haram yang sepi pada malam lailatur Qadar pada tahun 2020.
Foto: saudigazette
Arab Saudi Keluarkan Protokol Pastikan Keamanan Jamaah Haji. Foto: Suasana Masjidil Haram yang sepi pada malam lailatur Qadar pada tahun 2020.

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Dengan kasus penyakit Covid-19 masih melonjak di seluruh dunia, Arab Saudi mengeluarkan keputusan membatasi jumlah jamaah melakukan ibadah haji tahun ini. Selain itu, Kerajaan Saudi juga menyiapkan beberapa protokol untuk menjaga kesehatan umat Muslim.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Saudi (Weqaya) telah menetapkan protokol untuk mengurangi tingkat infeksi dan memastikan keselamatan peziarah.  Menteri Kesehatan Saudi, Dr. Tawfiq Al-Rabiah, mengumumkan awal bulan lalu jika jumlah peziarah akan dibatasi tahun ini.

Menteri Haji dan Umrah Saudi, Mohammed Saleh Benten, mengatakan keputusan untuk membatasi jumlah jamaah ini bertujuan untuk melindungi orang di atas segalanya. Tujuan ini telah menjadi prioritas Kerajaan sejak dimulainya pandemi.

Dilansir di Arab News, daftar panjang protokol memengaruhi semua pekerja dan peziarah tahun ini. Mulai 19 Juli, pihak berwenang akan melarang semua orang masuk ke Mina, Muzdalifa, dan Arafat tanpa izin.

Panduan maupun tanda harus ditempatkan di semua area dan ditulis dalam berbagai bahasa. Panduan ini mencakup peringatan infeksi Covid-19, protokol cuci tangan, etiket bersin dan batuk, serta penggunaan pembersih tangan berbasis alkohol.

Penyelenggara juga harus mendistribusikan jamaah di lokasi Tawaf, di sekitar Ka'bah, untuk mengurangi kepadatan penduduk sambil mematuhi jarak 1,5 meter antara setiap orang.

Penyelenggara di Masjid Suci harus memastikan jamaah didistribusikan di semua lantai Sa'i, ritual berjalan antara Safa dan Marwa. Jamaah harus diposisikan di garis trek untuk menjaga jarak sosial, sambil memastikan lantai di sekitar Ka'bah dan Sa'i dibersihkan oleh kru sebelum dan setelah setiap kelompok melakukan Tawaf.

Menyentuh Ka'bah Suci dan Hajar Aswad kini dilarang. Penghalang akan ditempatkan untuk mencegah jamaah mendekat ke situs. Karpet masjid ditiadakan untuk memungkinkan para peziarah menggunakan sajadah pribadi mereka, guna mengurangi kemungkinan penyebaran infeksi. Makanan tidak diizinkan di masjid, termasuk di lapangan masjid.

Semua personel, pemandu, jamaah dan pekerja harus memeriksakan suhu sepanjang pelaksanaan ibadah haji. Masker dan perlengkapan pelindung wajah harus dipakai setiap saat.

Tanda di lantai harus ditempatkan di setiap lokasi penting, seperti area pengambilan bagasi, restoran, maupun halte. Jarak antar tanda diberi sekitar satu setengah meter.

Mengenai protokol untuk Arafat dan Muzdalifa, jamaah harus mematuhi jaga jarak sosial serta penggunaan masker. Penyelenggara harus memastikan tidak lebih dari 10 peziarah berada di dalam tenda berukuran 50 meter persegi.

Jarak 1,5 meter antar peziarah harus diperhatikan. Jamaah juga harus mematuhi jejak yang ditunjuk dan penyelenggara harus waspada serta memastikan semua peziarah tetap sejalan sembari mematuhi aturan jarak sosial.

Penyelenggara harus memastikan tidak lebih dari 50 jamaah yang bergerak menuju ke Jamarat (pilar batu) per kelompok. Kerikil yang digunakan harus didesinfeksi dan dikemas.

Jamaah yang dicurigai membawa virus Covid-19 diizinkan melanjutkan ziarah hanya setelah dievaluasi dan diperiksa oleh dokter. Mereka nantinya akan dialokasikan ke dalam kelompok-kelompok tertentu dari kasus-kasus yang dicurigai. Selanjutnya ditempatkan di akomodasi yang telah ditunjuk, serta ditempatkan dalam bus-bus dengan petunjuk khusus.

Protokol Weqaya juga menyarankan tidak ada personil yang diizinkan bekerja jika mereka mengalami gejala seperti flu, termasuk demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, atau tiba-tiba kehilangan indera penciuman atau rasa, sampai gejala ini hilang atau menerima perawatan dari dokter.

Pelaksanaan desinfektan dan sanitasi harus dijadwalkan dan diorganisir. Gunanya untuk memastikan permukaan benda seperti pegangan pintu dan meja di area penerimaan, area tempat duduk umum, termasuk area tunggu dibersihkan sepanjang waktu.

Sanitizer harus ditempatkan di sebelah ATM, panduan layar sentuh, serta mesin penjual otomatis. Semua majalah cetak dan surat kabar harus dicopot untuk mengurangi kemungkinan penularan.

Pekerja di lokasi akomodasi peziarah harus selalu memakai masker. Para tamu harus mengenakan masker ketika meninggalkan kamar dan pekerja harus membersihkan kuman dari semua barang bawaan jamaah pada saat kedatangan.

Weqaya juga menetapkan protokol untuk mengurangi tingkat penularan di restoran dan tempat pemberhentian.  Pendingin air harus dihentikan di Masjidil Haram dan situs-situs suci. Setiap saat botol air Zamzam akan tersedia dan didistribusikan kepada para peziarah.

Makanan pra-paket individu akan disajikan untuk para peziarah. Pekerja yang mendistribusikan makanan harus mengikuti protokol yang ketat, mencakup mencuci tangan tidak kurang dari 40 detik dengan menggunakan sabun dan air selama shift mereka. Ketika mereka tidak dapat mengaksesnya, pembersih berbasis alkohol harus digunakan sebagai gantinya selama tidak kurang dari 20 detik.

Sumber: https://www.arabnews.com/node/1700486/saudi-arabia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement