REPUBLIKA.CO.ID, HYDERABAD -- Perayaan Idul Adha di India diperkirakan terasa berbeda akibat pandemi covid-19. Apalagi India duduk di peringkat keempat negara dengan penyebaran covid-19 tertinggi di dunia. Atas dasar itu, kampus Islam tertua di India Selatan, Jamia Nizamia mengeluarkan fatwa sedekah uang lebih baik daripada potong qurban.
Seperti halnya di Indonesia, penyelenggaraan Idul Adha di India diadakan ketika hilal terlihat. Namun diperkirakan diadakan pada 31 Juli atau 1 Agustus.
Jamia Nizamia memutuskan fatwa yang isinya jika situasi pandemi covid-19 tak mereda hingga Idul Adha, maka Muslim boleh tak berqurban. Sebagai gantinya, Muslim menyedekahkan uang senilai hewan qurban pada yang membutuhkan.
Jamia Nizamia menilai kegiatan berqurban tak perlu dilakukan jika pandemi covid-19 masih membahayakan. Sebab hal itu malah rawan menjadi sarang penularan covid-19.
"Berqurban pastinya sangat disukai Allah. Tapi kondisi saat ini karena covid-19, maka lebih baik mendonasikan uang setara nilai berqurban untuk mereka yang membutuhkan, miskin, janda dan organisasi kemanusiaan," kata pemimpin Jamia Nizamia, Moulana Mufti Mohammad Azeemuddin dilansir dari timesofindia pada Senin (6/7).
Diketahui, muslim di Hyderabad biasa menghabiskan sekitar 193 miliar rupiah untuk berqurban. Diperkirakan tahun ini, uang sejumlah itu diberikan dalam bentuk sedekah. Dalam budaya India, daging hewan kurban dibagi menjadi tiga bagian untuk orang miskin, keluarga dan konsumsi pribadi.