REPUBLIKA.CO.ID,SERANG -- Menjelang hari raya Idul Adha 1441 Hijriah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten memprediksi adanya penurunan permintaan hewan qurban di wilayahnya. Permintaan hewan qurban diprediksi menurun untuk semua jenis hewan qurban, dari sapi, kerbau, kambing dan domba karena dampak dari wabah Covid-19.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M. Tauchid mengatakan pada tahun ini permintaan hewan qurban akan menurun dibanding tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan prediksi permintaan hewan qurban sapi yang menurun menjadi 12.623 ekor, padahal tahun 2019 sapi yang dipotong sebanyak 13.287, permintaan hewan kerbau dari 1.018 menjadi 987 ekor, kambing dari 30.686 menjadi 29.152 ekor dan domba dari 17.162 ekor menjadi 16.304.
"Penurunan ini menandakan terjadi pengurangan terkait dengan daya beli tapi kami yakin tidak tentang mengurangnya keimanan warga Banten. Soal keimanan masih kuat hanya mungkin ada penyesuaian yang biasanya qurban sapi jadi kerbau, kambing atau domba," jelas Agus M. Tauchid di Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten, Jumat (10/7).
Meski diprediksi terjadi pengurangan permintaan hewan qurban, ia mengatakan angka tersebut masih terbilang kecil. "Hanya sedikit saja perbedaannya, terkait daya beli karena masa pandemi ini," ujarnya.
Agus mengatakan yang harus diperhatikan adalah terkait suplai hewan qurban di Banten yang masih kurang untuk hampir semua jenis hewan. Hanya suplai kerbau yang jumlahnya aman dan cenderung berlebih sehingga pemprov dan pemerintah kabupaten/kota tidak harus mencari keluar daerah.
"Sapi kebutuhannya 12.623 yang tersedia 8.017 ekor jadi masih kekurangan, kerbau yang dibutuhkan 967 yang tersedia 4.959 jadi justru kelebihan, kambing kebutuhan sekitar 29.152 yang tersedia 29.003, domba 16.304 yang tersedia 16.186. Kekurangan ini pada angka yang sangat kecil, sangat tipis berarti sesungguhnya pemprov dengan kabupaten/kota sudah mampu menyediakan hewan qurban," katanya.
Untuk menutupi kekurangan tersebut, pihaknya akan mendatangkan hewan qurban dari beberapa daerah di luar Banten. "Biasanya dari Lampung kita datangkan sapi, juga mungkin dari Jawa Timur atau Jawa Tengah," katanya.
Agus juga menuturkan akan turut memantau proses pemotongan hewan qurban agar pelaksanaannya nanti bisa sesuai dengan protokol kesehatan.
"Surat edaran tentang protokol kesehatan sudah kami berikan ke kabupaten/kota terkait posisi lapak pemotongannya dan lainnya. Tapi peran gubernur tidak boleh melawan kearifan lokal, seperti kearifan lokal kalau yang berqurban itu biasanya tidak ingin hewannya dipotong jadi tanpa melihat," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti menyebut proses pemotongan hewan kurban saat Hari Raya Idul Adha nanti tetap harus mengikuti protokol kesehatan. Beberapa kebiasaan yang terjadi saat Idul Adha seperti berkumpul untuk menonton hewan disembelih harus dikurangi sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan.
"Secara aturan Kemenkes anjurannya pemotongan hewan di tempat pemotongan hewan. Boleh dilakukan di luar, tapi yang ada di lingkungan pemotongan hewan hanya panitia tidak boleh orang rame-rame liat, panitia juga terbatas," jelas Ati Pramudji Hastuti.
Teknis distribusi daging kurban setelah dipotong juga tidak boleh membuat kerumunan massa yang bisa menyebabkan penularan virus. Panitia disebutnya harus melakukan distribusi daging kurban langsung ke rumah para penerima sehingga tidak menciptakan kerumunan orang.
"Proses distribusi harus langsung ke rumah ornag yang menerima, tidak boleh berkerumun di tempat pemotongan," katanya.