Senin 13 Jul 2020 16:21 WIB

Mesir Dinilai Pasar Potensial Bagi Produk Indonesia

Produk ekspor utama Mesir ke Indonesia yaitu kurma dan buah-buahan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Muhammad Fakhruddin
Mesir Dinilai Pasar Potensial Bagi Produk Indonesia (ilustrasi).
Foto: dok. KBRI Kairo
Mesir Dinilai Pasar Potensial Bagi Produk Indonesia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah terus memacu nilai perdagangan ke seluruh dunia di tengah era normal baru atau new normal. Termasuk ke Mesir yang merupakan pasar konsumen terbesar di Afrika Utara. 

Atase Perdagangan Kairo Irman Adi Purwanto Moefthi menyatakan, Mesir merupakan pasar potensial bagi Indonesia. Sebab, memiliki populasi 100 juta jiwa lebih dan terdiri dari berbagai kalangan. 

“Mesir merupakan pasar yang menjanjikan bagi produk Indonesia. Produk ekspor utama Indonesia ke Mesir yakni minyak sawit, kopi, benang, roda kendaraan, dan minyak palm kernel. Sedangkan, produk ekspor utama Mesir ke Indonesia yaitu kurma dan buah-buahan, pupuk, kalsium fosfat, molases, dan parfum," ujar Irman melalui siaran pers pada Senin, (13/7).

Mesir, lanjutnya, juga merupakan pasar yang menjanjikan bagi produk rempah Indonesia. Hal itu karena, Mesir merupakan negara yang tingkat konsumsi rempahnya sangat tinggi. 

"Rempah seperti lada, pala, dan cengkeh sangat dibutuhkan untuk bahan olahan makanan,” ujar Irman. Ia menambahkan, Pemerintah Mesir telah mengeluarkan sejumlah kebijakan yang berpotensi meningkatkan peluang ekspor produk Indonesia. 

Pemerintah Mesir, kata dia, menerbitkan sejumlah stimulus nonfiskal yang bertujuan menyelamatkan industri manufaktur dan perdagangan nasional dari dampak wabah virus corona. Stimulus tersebut berupa penyederhanaan dan pengurangan jumlah larangan aktivitas impor, khususnya bahan baku.

Stimulus itu diberikan kepada perusahaan Mesir berstatus sebagai produsen. Baik pdodusen produk elektronik rumah tangga, produk pangan strategis, maupun produk makanan.

Para produser tersebut diberikan  kesempatan sebesar-besarnya mengimpor bahan baku, guna menopang industri dan produksi. Kebijakan lainnya, Bank Sentral Mesir mewajibkan para importir melakukan metode pembayaran dengan mekanisme cash against document. Dengan begitu, pihak eksportir diwajibkan menyerahkan dokumen ekspor berupa Sertifikat Keterangan Asal (SKA), sertifikat kesehatan, faktur penjualan barang, daftar pengepakan, konosemen (bill of lading/airway bills), Surat Keterangan Pemeriksaaan Jaminan Mutu Barang, dan dokumen lainnya melalui bank eksportir.

Irman menjelaskan, sejumlah strategi telah disiapkan demi memacu ekspor produk Indonesia ke Mesir. “Strategi tersebut antara lain menggalang para pelaku bisnis baru dan lama untuk mengimpor beragam produk unggulan Indonesia melalui penyelenggaraan forum bisnis virtual, berpartisipasi pada kegiatan promosi dan pameran dagang daring, dan mempercepat diseminasi informasi produk ekspor dengan membangun aplikasi daring mengenai direktori eksportir Indonesia yang disediakan di setiap Perwakilan RI di luar negeri,” jelasnya. 

Wakil Duta Besar RI untuk Mesir Muhamad Aji Surya menambahkan, kemampuan mengintip peluang bangsa Indonesia. "Kemampuan mengintip peluang dimiliki oleh akademisi, mahasiswa, pengusaha, hingga para diplomat. Kemampuan itulah yang akan membuat kita tetap optimis di tengah wabah Covid-19 dan di era normal baru ini. Maka diperlukan sebuah kecepatan, kreativitas, dan inovasi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement