Selasa 28 Jul 2020 04:11 WIB

Pengabdian Raja Arab Saudi untuk Jamaah Haji (1)

Pengabdian Raja Arab Saudi untuk Jamaah Haji (1)

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Pengabdian Raja Arab Saudi untuk Jamaah Haji (1). Foto: suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu
Foto: saudigazette.com
Pengabdian Raja Arab Saudi untuk Jamaah Haji (1). Foto: suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Sejak Raja Abdulaziz Al-Saud mendirikan Kerajaan Arab Saudi modern pada 1932, dua masjid suci di Makkah dan Madinah dan situs suci lainnya telah dikembangkan dan dirawat dengan baik. Karena itu, jumlah peziarah muslim yang melaksanakan ibadah haji dan umrah semakin bertambah setiap tahunnya. 

Dari zaman Raja Abdulaziz hingga Raja Saudi saat ini, Raja Salman bin Abdulaziz telah menunjukkan pengabdiannya kepada Islam untuk merawat dan memperluas situs-situs suci tersebut. Dalam prosesnya, para penguasa Saudi telah menggunakan teknik-teknik teknik paling modern dalam merawat Dua Masjid Suci.

Baca Juga

Pemeliharaan dan perluasan situs-situs suci selalu menjadi prioritas penting bagi Kerajaan Arab Saudi. Dalam  sebuah laporan Badan Pers Saudi pada Ahad (26/7) diungkapkan bahwa setiap tahun, miliaran riyal dari anggaran tahunan selalu dialokasikan secara eksklusif untuk tujuan mulia tersebut.

Kementerian Haji dan Umrah, bersama dengan lembaga pemerintah lainnya juga selalu mengawasi tantangan logistik tahunan untuk mempersiapkan ibadah haji dan mendukung proyek-proyek di Kerajaan Saudi dan luar negeri yang mempromosikan peran Islam.

Dikutip dari laman Saudigazette, Senin (27/7), para penguasa Kerajaan Saudi selalu menganggap itu sebagai kewajiban untuk membuat jutaan peziarah dari seluruh dunia merasa aman dan nyaman dalam melaknakan ibadah.

Dimulai dari almarhum Raja Abdulaziz, para penguasa Saudi telah mengarahkan serangkaian proyek yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas akomodasi, perawatan kesehatan dan layanan lainnya untuk para peziarah. Komponen penting dari kebijakan ini adalah perluasan Masjid Suci di Makkah dan Masjid Nabi di Madinah.

Pada saat penyatuan Arab Saudi pada 1932, Masjidil Haram dapat menampung 48 ribu jamaah dan Masjid Nabawi sebanyak 17 ribu. Berbagai rencana ekspansi telah meningkatkan kapasitas Dua Masjid Suci tersebut menjadi masing-masing lebih dari empat juta dan lebih dari 1,5 juta jamaah.

Salah satu pencapaian utama almarhum Raja Abdulaziz pada 1344 H adalah mengembalikan dan merenovasi warna Masjidil Haram di Makkah pada 1344 H. Dia juga mengawasi dekorasi fasad yang menghadap ke Masjidil Haram dan halamannya dengan marmer.

Setahun kemudian, almarhum Raja Abdulaziz memerintahkan untuk memasang tenda di halaman Masjidil Haram untuk melindungi jamaah dari panasnya matahari. Pada 1346 Hijrah, ia juga memerintahkan perbaikan kanopi Maqam Ibrahim, kubah Zamzam, dan pangkalan Ka'bah.

Selain itu, Raja Abdulaziz juga memerintahkan pemasangan tenda di piazza Ka'bah dan memasang payung besar yang bisa dilipat. Pada 1346 H, ia kemudian memerintahkan pendirian pabrik pertama untuk Kiswah (kain penutup Ka'bah) di Makkah. Masa'a (jalur cepat antara bukit Safa dan Marwah) juga ditaburi dengan batu granit persegi dan dengan lampu yang dipantulkan untuk pertama kali dalam sejarah.

Tidak hanya itu, Raja Abdulazis kemudian memerintahkan pembentukan departemen keamanan dengan kantor pusatnya di Makkah untuk meningkatkan keamanan. Ia juga mengarahkan penghapusan toko-toko yang mempersempit Masa'a.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement