REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Selanjutnya, Almarhum Raja Abdulazis juga memerintahkan pendirian dua standpipes untuk air Zamzam dan memperbaiki batu-batu yang tersebar di sepanjang jalan piazza dan lantai koridor. Pada 1354 H, Raja Abdulaziz juga memerintahkan pencopotan kerikil lama dan menggantinya dengan yang baru.
Pada 1366 H, ia memerintahkan renovasi langit-langit Masa'a dan pendirian pintu baru untuk Ka'bah yang ditutupi dengan lempengan-lempengan perak murni terbaik yang disulam dengan ayat-ayat Alquran. Firman Allah itu diukir dalam berbagai bentuk kaligrafi dengan benang emas murni.
Setelah itu, putra-putra almarhum Raja Abdulaziz terus merawat layanan Dua Masjid Suci. Pada 1373 dan 1374 H, almarhum Raja Saud Bin Abdulaziz mengarahkan instalasi pompa untuk menaikkan air Zamzam, membangun sebuah bangunan untuk air Zamzam di depan Sumur Zamzam, dan membangun Masa'a dengan dua lantai. Ia juga memerintahkan renovasi Ka'bah Suci pada 1377 Hijriah.
Penguasa Saudi selanjutnya, Almarhum Raja Faisal Bin Abdulaziz kemudian memerintahkan penghapusan kanopi di Maqam Ibrahim, sehingga memperluas ruang jamaah yang akan mengelilingi Ka'bah. Kemudian, Raja Faisal menutup Maqam Ibrahim dengan selubung kristal pada 1387 H.
Selain itu, Raja Faisal juga mengarahkan pembangunan perpustakaan untuk Masjidil Haram pada 1391 H dan membangun sebuah pabrik untuk Kiswah di lokasi barunya di Umm Al-Joud. Pabrik Kiswah baru tersebut diresmikan pada 1397 H.
Pada tahun 1398 AH, piazza Ka’bah diperluas, lantainya dilengkapi dengan marmer tahan panas dan mimbar dipindahkan. Sementara, ruang bawah tanah Zamzam diperluas, dan membuat pintu masuknya dekat dengan tepi masjid tua ke arah Masa'a.
Pada 1399 H, pada masa pemerintahan almarhum Raja Khalid Bin Abdulaziz, pintu Ka'bah dibuat dari emas murni oleh Ahmed Bin Ibrahim Badr, seorang pandai emas terkemuka. Dia menggunakan 280 kilogram emas murni untuk membuat pintu. Sebagain orang menganggapnya sebagai blok emas terbesar di dunia.
Selama 375 tahun ka’bah tidak pernah direstorasi secara besar-besaran. Pada 1417 H, selama pemerintahan almarhum Raja Fahd Bin Abdulaziz, akhirnya dilakukanlah restorasi komprehensif terhadap Ka'bah dengan spesifikasi arsitektur modern.
Di bawah arahan langsung Raja Fahd, proyek itu juga meningkatkan infrastruktur dan memperluas layanan yang diperlukan, sehingga jutaan peziarah bisa merasa nyaman dan aman saat melaksanakan ibadah.
Selama masa pemerintahan Raja Fahd, Masjidil Haram sebagian besar diperluas pada 1403 H. Pada 1406 H, kemudian ia memerintahkan untuk mengaspal tanah dengan marmer tahan suhu, dan membangun lima eskalator dan lima jembatan untuk memasuki lantai pertama. Pada 1409 H, Raja Fahd meletakkan batu fondasi untuk ekspansi besar kedua.
Penguasa Saudi selanjutnya, almarhum Raja Abdullah Bin Abdulaziz kemudian memerintahkan ekspansi Saudi, yang sekarang berlanjut di bawah kepemimpinan Penjaga Dua Masjid Suci, yakni Raja Salman.
Selama masa pemerintahan Raja Abdullah, ekspansi kedua diluncurkan untuk menjadi yang terbesar sepanjang masa, termasuk meningkatkan kapasitas Masjidil Haram menjadi 2 juta jamaah. Perluasan halaman luar meliputi toilet, koridor, terowongan, dan fasilitas pendukung lainnya untuk memfasilitasi masuk dan keluarnya para jamaah.
Para Penguasa Saudi juga telah mengembangkan tempat-tempat suci di dekat Makkah, termasuk Masjid Namira di Arafat, Masjid Suci di Muzdalifah, dan Masjid Al-Khaif di Mina. Ia menyediakan infrastruktur dan fasilitas layanan untuk kesehatan, lingkungan, keamanan, transportasi, telekomunikasi, jalan, tenda tahan api di Mina, Jamarat (Throwing Pebbles) Bridge dan Train of the Holy Sites.
Raja Salman kemudian melanjutkan proyek pengembangan dan pemeliharaan tempat-tempat suci tersebut. Dia telah memerintahkan untuk melanjutkan perluasan ketiga Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, dan tempat-tempat suci lainnya.
Putra Mahkota Muhammad bin Salman bersama Wakil Perdana Menteri, Menteri Pertahanan, dan Presiden Komisi Kerajaan untuk Kota Makkah dan Situs Suci baru-baru ini memeriksa Ka'bah, dan proyek-proyek Makkah, Madinah, dan Masjidil Haram. Putra Raja Salman tersebut tertarik mengembangkan dan memelihara Dua Masjid Suci untuk meningkatkan layanan dan fasilitas Makkah dan Madinah sesuai dengan tujuan Visi Kerajaan 2030.