REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH—Musim Haji tahun ini menjadi tahun pertama dilibatkannya polisi wanita dalam pasukan keamanan Kota Suci selama berlangsungnya prosesi ibadah haji. Keputusan ini sebagai lanjutan kebijakan pemerintah tahun lalu yang mengizinkan wanita bergabung dalam dinas militer.
Afnan Abu Hussein, adalah salah satu angkatan pertama kadet perempuan yang lulus pelatihan kepolisian. Dia mengaku sangat senang dan bangga dapat berpartisipasi dalam musim haji tahun ini.
“Ini adalah sumber kebanggaan dan kebahagiaan bagi kami. Haji adalah musim yang sangat sibuk bagi kami, tidak seperti hari-hari normal,” ujar Afnan yang dikutip di Arab News, Kamis (30/7).
Musim Haji telah dimulai sejak Rabu (29/7) kemarin, saat para peziarah memulai perjalanan mereka dari Masjidil Haram di Mekah. Prosesi haji tahun ini memang cukup istimewa dibanding sebelumnya, termasuk jumlah jamaah yang jauh lebih sedikit, prosedur dan kebijakan keamanan yang lebih ketat, hingga tambahan fasilitas kesehatan.
"Setiap kelompok peziarah memiliki pemimpin untuk memfasilitasi dan mengendalikan gerakan mereka untuk memastikan jarak sosial," kata Sari Asiri, direktur jenderal urusan Haji dan Umrah di Kementerian Kesehatan.
“Selain itu, setiap kelompok juga didampingi oleh seorang profesional kesehatan untuk memantau status kesehatan peziarah dan membantu mereka ketika dibutuhkan,” tambahnya.
Asiri menjelaskan, seluruh pekerja yang melayani jemaah haji tahun ini juga telah menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan mereka bebas dari COVID-19. Rumah sakit dan pusat kesehatan Mekah juga telah disiapkan untuk menghadapi keadaan darurat apa pun.
Pejabat kementerian, kata Asiri juga melakukan proses seleksi yang ketat untuk memastikan kesejahteraan jamaah sebelum kedatangan mereka di Mekah. “Kami mengunjungi setiap peziarah di rumah mereka dan melakukan tes keseluruhan untuk kondisi kesehatan mereka, dan kami memantau mereka setiap hari sampai mereka tiba di hotel mereka di Mekah," jelas Asiri.
Pasukan Pertahanan Sipil juga telah meningkatkan kesiapan penyambutan jamaah di Mina, di mana mereka akan menghabiskan malam sebelum pindah ke gunung Arafat. Sementara itu, Keamanan Publik Saudi mengumumkan bahwa mereka telah menangkap 244 pelanggar pedoman haji yang berusaha memasuki situs-situs suci tanpa izin.
Seorang juru bicara meminta warga dan ekspatriat untuk mematuhi hukum dan instruksi haji, menekankan bahwa pasukan keamanan telah memberlakukan penjagaan ketat di sekitar Mekah dan tempat-tempat suci. Mereka yang ditangkap di tempat-tempat suci tanpa izin berisiko terkena denda hingga 10.000 SR, dengan denda yang meningkat karena pelanggaran berulang.
Setiap tahun, sekitar 2,5 juta jemaah haji turun ke Mekah untuk haji tahunan, tetapi karena pandemi COVID-19, haji tahun ini hanya dapat dilaksanakan oleh 10.000 jamaah saja.
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/1711886/saudi-arabia