REPUBLIKA.CO.ID,MINA -- Untuk tahun kedua, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menerapkan layanan "kartu pintar" untuk menyediakan layanan kualitatif bagi para peziarah, dan memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi perjalanan para peziarah saat melakukan ritual haji dan umroh.
Seperti dikutip dari Saudi Press Agency, Senin (3/8), Supervisor Jenderal Badan Perencanaan dan Pengembangan di Kementerian Haji dan Umrah, Dr. Amr Al-Maddah, mengatakan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi kementerian untuk transformasi digital dengan menciptakan platform virtual untuk memfasilitasi dan mengurangi prosedur, mengimbangi perkembangan teknologi dan mencapai tujuan Program Eksekutif Vision 2030 yang disebut "Melayani Peziarah", yang merupakan konfirmasi Komitmen untuk mengembangkan dan memperluas layanan cerdas yang diberikan kepada para peziarah.
Al-Maddah menganggap "Kartu Cerdas" sebagai perpanjangan dari proyek platform "Haji Cerdas" yang diluncurkan oleh Kementerian Haji dan Umrah, yang merupakan identitas digital untuk seorang jamaah, yang menunjukkan bahwa dengan persyaratan musim haji tahun ini 2020, sejumlah layanan terkait dengan kartu yang mencakup informasi pribadi, medis, dan tempat tinggal peziarah dikembangkan.
"Kartu pintar" berkontribusi untuk membimbing jamaah haji ke tempat tinggal mereka di tempat-tempat suci, mengendalikan masuk, dan ke berbagai fasilitas, di samping perannya dalam mengurangi haji ilegal.
Kartu Smart memiliki fitur-fitur penting yang dirancang sesuai dengan 5 warna dasar layanan program, pengelompokan jamaah dan transportasi, dan juga termasuk teknologi untuk kontak lapangan dekat (NFC) untuk membaca data haji melalui mesin swalayan serta pada "barcode" yang dibaca oleh personel yang bekerja di haji untuk mengetahui semua informasi seorang jamaah.
Perlu disebutkan bahwa Kementerian Haji dan Umrah menyediakan layanan "kartu pintar" selama tahun lalu Haji 1440 H (2019) pada skala terbatas, namun memperluas layanan tahun ini untuk mencakup semua peziarah dan peserta.