REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman (MBS) dituding mencoba melakukan pembunuhan terhadap mantan pejabat intelijen Arab Saudi, Saad Al-Jabri. Al-Jabri menyampaikan MBS ingin membunuh dirinya karena mengetahui terlalu banyak urusan bisnis pangeran yang diduga korup dan pembentukan sekelompok tentara bayaran yang disebut Skuad Harimau.
Kini Al-Jabri berada di pengasingan di Kanada. Di sana dia melayangkan gugatan ke Pengadilan AS bahwa MBS pernah mengirim tim untuk membunuhnya pada Oktober 2018. Namun upaya tersebut digagalkan oleh otoritas Kanada.
"Sebuah tim warga negara Saudi melakukan perjalanan melintasi Samudra Atlantik dari Arab Saudi, dengan tujuan membunuh Saad," demikian isi gugatan itu, yang mencari ganti rugi dalam jumlah yang akan ditentukan dalam persidangan, dilansir di TRT World, Jumat (7/8).
Dalam berkas gugatan setebal 107 halaman terhadap MBS dan 24 lainnya itu diajukan ke pengadilan federal di District of Columbia. Jabri sendiri adalah ajudan lama Pangeran Mohammed bin Nayef. MBS menggulingkan Nayef sebagai pewaris takhta dalam kudeta istana 2017 yang membuatnya menjadi penguasa de facto Arab Saudi, sekutu dekat AS.
Orang-orang yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada Reuters pada awal tahun ini, bahwa Jabri memiliki akses ke dokumen yang berisi informasi sensitif yang dikhawatirkan MBS dapat membahayakan. Di pihak lain, kantor media pemerintah Saudi enggan memberikan tanggapan atas gugatan pengadilan tersebut. Kedutaan Arab Saudi di Ottawa Kanada tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Dalam berkas gugatan itu, disebutkan kelompok pembunuh itu terdiri dari anggota kelompok yang dekat dengan MBS yang disebut Skuad Harimau. Mereka membawa dua tas alat forensik, termasuk seseorang yang tahu bagaimana membersihkan TKP.
Orang-orang itu berusaha memasuki Kanada secara diam-diam, bepergian dengan visa turis dan berpura-pura tidak saling mengenal. Agen perbatasan yang mencurigakan menemukan sebuah foto yang menunjukkan beberapa pria sedang bersama-sama. Namun otoritas di Kanada mengungkap kebohongan mereka dan menggagalkan misinya.