Ahad 23 Aug 2020 21:49 WIB

Arsitek yang Memberi Layanan Desain Masjid Gratis

Desain masjid jangan sampai mengalahkan nilai sar’i pada masjid tersebut.

Arsitek yang Memberi Layanan Desain Masjid Gratis (ilustrasi).
Foto: Daily Sabah
Arsitek yang Memberi Layanan Desain Masjid Gratis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pembangunan atau renovasi masjid yang dilakukan masyarakat dengan cara swadaya, sering kali mengesampingkan nilai artistik dan kenyamanan. Padahal, dua sisi itu sangat penting mengingat beribadah juga membutuhkan kenyamanan dan ketenangan.

Jika kita beribadah di sebuah masjid yang nyaman, maka kekhusyuan pun akan timbul. Namun sebaliknya, bila kondisi masjid tidak nyaman, pengap, dan panas, maka akan menganggu konsentrasi kita saat melaksanakan iba dah shalat.

Masjid yang tidak nyaman terjadi karena sirkulasi udara dan pencahayaan yang tidak sempurna. Biasanya terjadi lantaran dalam perancangan dilakukan asal-asalan, alias tak menggunakan ahlinya.

Banyak sekali masjid hasil pembangunan maupun renovasi masyarakat secara swadaya yang tak memperhatikan sisi kenyamanan dan keindahan. Salah satu alasannya karena mahalnya jasa arsitektur. Karena alasan itulah, pasangan suami-istri Ir Muhammad Robbi Nugraha MT (44 tahun) dan Ir Yunita Kesuma Dewi MT, membuka pelayanan arsitek masjid gratis. Layanan ini sudah dilakoni jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini sejak 2007.

Hasilnya, puluhan proyek pembangunan masjid swadaya masyarakat berhasil di sele sai kannya. Pasangan yang ting gal di Jl Pacuan Kuda No 8 Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung ini mengaku bahagia bisa menyumbangkan ilmunya untuk pembangunan masjid.

Program layanan arsitek gratis untuk masjid ini telah dilakoni Robbi sejak 2007. Layanan tersebut, kata dia, diberikan kepada pengurus DKM dan panitia pembangunan atau renovasi masjid secara swadaya.

Jika pembangunan masjid dilakukan oleh perorangan atau perusahaan, dia akan menolaknya. Biasanya, kata dia, pembangunan masjid yang dilakukan perorangan atau perusahaan telah memiliki ang garan untuk membuat gambar masjid. “Yang kami sasar adalah DKM atau panitia pembangunan dan renovasi masjid yang anggarannya terbatas,” ujar dia.

Sebelum menentukan apakah sebuah pengajuan pembuatan gambar masjid itu diterima atau tidak, Robbi akan terlebih dulu bertemu dengan panitia dan melihat lokasi pembangunan masjid. Jika dinilai panitia atau DKM tersebut layak untuk dibantu, maka proses pembuatan gambar masjid pun akan dilanjutkan. Tujuannya, kata dia, agar layanan tersebut tepat sasaran. Artinya, pembuatan gambar tersebut dikhususkan bagi panitia atau DKM yang memang terbatas anggarannya.

“Prosedur ini saya lakukan agar tepat sasaran saja. Yang butuh bantuan harus kita bantu, itu tujuannya,” ujar dia. Menurut Robbi, gambar masjid yang akan dibuatnya mengutamakan keinginan pihak panitia atau DKM. Selanjutnya, dia akan berdiskusi dengan panitia atau DKM tersebut untuk mematangkan gambar yang diinginkannya.

Untuk membuat gambar masjid, Robbi membutuhkan waktu antara dua minggu hingga satu bulan. Selama proses tersebut, dia banyak berkomunikasi dengan panitia atau DKM. “Tujuannya agar bentuk masjid yang dibuat nanti benar-benar sesuai dengan keinginan mereka,” tutur dia.

Permintaan pembuatan gambar masjid gratis yang dilakukan Robbi ini, banyak mendapat respons dari panitia dan DKM. Sebagian besar panitia pembangunan masjid tersebut berasal dari wilayah Jawa Barat. Namun ada juga dari Jawa Timur, hingga Sulawesi. Jika pemohon berasal dari luar pulau, maka untuk memperlancar komunikasi dilakukan melalui jaringan internet atau telepon. “Kalau harus ke lokasi, kan biayanya besar. Nanti akan merepotkan panitia pembangunan masjid,” ujar dia.

Selain desain, lanjut Robbi, hal yang sangat diperhati kan dalam pembuatan gambar mas jid ini yaitu posisi qiblat. Untuk menentukan posisi qib lat, dirinya dan panitia melibatkan pihak yang ber wenang. “Arah qiblat ini menjadi perhatian utama kita. Bahkan, saya mengajak panitia agar melibatkan pihak yang memiliki kemampuan dalam menentukan arah qiblat,” kata dia.

Sekretaris MUI Jabar Drs H Rafani Achyar, menilai, program gambar masjid gratis ini patut mendapat apresiasi. Hanya saja, imbuh dia, desain masjid jangan sampai mengalahkan nilai sar’i pada masjid tersebut.

Menurut dia, masih ba nyak umat Islam yang membutuhkan bantuan arsitek dalam melakukan pembangunan atau renovasi masjid. “Ini sangat membantu umat dalam membangun atau merenovasi masjid,” kata dia.

 

*Artikel ini telah dimuat di Harian Republika, Kamis, 04 Desember 2014

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement