Rabu 02 Sep 2020 23:29 WIB

Sapuhi Minta KJRI Informasikan Perkembangan Umroh Arab Saudi

KJRI bertemu dengan otoritas Arab Saud membahas soal umroh.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum Serikat Penyelenggara Haji dan Umroh Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi meminta informasi perkembangan umroh.
Foto: Republika TV/Fian Firatmaja
Ketua Umum Serikat Penyelenggara Haji dan Umroh Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi meminta informasi perkembangan umroh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sarikat Penyelenggara Umroh Haji Indonesia (Sapuhi) berharap Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah segera melaporkan perkembangan dari hasil pertemuannya dengan Kementerian Haji Arab Saudi. Laporan tersebut ditunggu agar biro travel umroh dapat melakukan persiapan. 

"Jika sudah ada hasilnya ya di sampaikan dulu ke publik agar kita sama-sama tahu kapan dan persyaratannya," kata Ketua Umum SAPUHI, Syam Rersfiadi saat dihubungi, Rabu (2/9). 

Baca Juga

Syam menyarankan KJRI Jeddah juga mesti melakukan pertemuan dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi untuk memastikan situasi kesehatan di Arab Saudi aman bagi jamaah umroh. Sampai saat ini informasi kapan umroh dibuka belum jelas dan berharap hasil pertemuan itu memperjelas nasib umroh di Indonesia. 

"Jika untuk memastikan, Konjen juga melakukan pertemuan dengan pihak Menteri Kesehatan agar dipadukan informasi dari Kementerian Haji dengan Kesehatan. Sehingga bisa diambil kesimpulan untuk perkiraan umrohnya," ujarnya. 

Sementara itu dihubungi terpisah CEO PT Taqwa Mulia Wisata(Taqwa Tours) Rafiq Jauhari mengatakan, kapan umroh belum ada kepastian. Untuk itu pihaknya  belum melakukan penawaran terhadap paket umroh. "Hingga saat ini kami di PT Taqwa Mulia Wisata masih belum menerima pendaftaran umroh," katanya. 

Menurutnya, jamaah yang tertunda keberangkatannya pun belum diberikan jadwal kapan keberangkatan maupun berapa tambahan biayanya. Sebelum ada Informasi resmi berkenaan dengan pembukaan visa, regulasi seputar protokol kesehatan dan lainnya. "Kami tidak mau berspekulasi. Kami juga belum melakukan booking maupun reschedule ke maskapai dan hotel," katanya.

Menurut Rafiq, dalam situasi seperti sekarang ini, susah memprediksi keberangkatan umroh dari Indonesia ke Arab Saudi. Apalagi negara lain telah menolak orang asing dari Indonesia yang tentunya membuat Saudi mempertimbangkan menerima jamaah umroh asal Indonesia. "Bahkan Malaysia saja sekarang justru tidak menerima WNI untuk masuk ke negaranya," katanya. 

Seperti diketahui, Arab Saudi dinilai banyak pihak sukses menggelar Haji 1441H dengan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Saat ini, banyak Muslim Indonesia, mungkin juga dunia, bertanya, kapan musim umroh 1442H akan dibuka

Terkait ini KJRI Jeddah akan bertemu dengan pihak Kementerian Haji Saudi untuk membahas penyelenggaraan umroh 1442H. Hal tersebut disampaikan oleh Konsul KJRI Jeddah Endang Jumali.

"Kita berinisiatif meminta pertemuan dengan Wakil Menteri Haji bidang Umroh Dr. Abdulaziz Wazzan untuk membahas umroh di masa pandemi," terang Endang Jumali melalui pesan singkat, Selasa (1/9). "Tim KJRI dijadwalkan bertemu pada Kamis mendatang," lanjutnya.  

Menurut Endang, selain dirinya, pertemuan itu akan diikuti juga oleh Konjen RI di Jeddah dan sejumlah konselor. "Kami akan membahas sekaligus memastikan kapan umroh 1442H akan mulai dibuka, serta bagaimana teknisnya di masa pandemi ini," tuturnya.  

Endang menambahkan, kondisi di Arab Saudi terus membaik. Kasus positif terus mengalami penurunan. Bahkan, penurunannya cukup signifikan. "Sebulan terakhir, penurunan angka positif Covid-19 luar biasa, dari 3000-an pada musim haji, sekarang sudah di angka 800-an," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement