REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam sejarah Islam, masjid berperan amat penting. Rasulullah memberi contoh masjid tidak hanya sebagai tempat menjalankan ibadah mahdah (ritual) semata tapi juga tempat Beliau menerima pengaduan umat, tempat belajar, dan juga mengatur strategi perang. Dalam peristiwa Isra Miraj pun Nabi mengawali perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.
''Itu berarti, dalam segala aspek kehidupannya, umat Islam harus selalu berangkat dari masjid ke masjid,'' ujar Ketua Umum DPD Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Indramayu, yang juga Ketua Umum DKM Masjid Islamic Center Indramayu, Drs H Qoridi Sujai.
Qoridi menjelaskan, peran masjid yang meliputi seluruh aspek kehidupan itu terbukti telah membawa kemajuan dalam peradaban umat Islam. Seperti misalnya, pada masa Dinasti Abbasiyah (750-1250 M) yang melahirkan tokoh berbagai bidang di antaranya Ibnu Sina (kedokteran), Ibnu Rusyd (kimia), Alhasan (fisika), dan Aljabar (matematika). Mereka adalah peletak dasar ilmu pengetahuan modern. Dan semua bermula dari masjid.
Sekarang, fungsi masjid bergeser menjadi tempat ibadah mahdah saja. Itu akibat penjajahan bangsa Barat terhadap negera Islam. Qoridi mengatakan, budaya yang dibawa bangsa Barat yang tak sesuai dengan nilai-nilai Islam di antaranya tampak dari 3F, yakni fashion, food, dan film. Dalam hal fashion, umat Islam banyak yang suka memamerkan auratnya.
Dalam hal food, banyak juga umat Islam yang mengikuti selera makan makanan yang diragukan kehalalannya. Sementara dalam hal film, banyak film-film yang menampilkan pornografi dan pornoaksi, serta tayangan sadisme yang mengikis nilai-nilai kemanusiaan.
Qoridi mengungkapkan, belum terlambat bagi umat Islam untuk mengatasi berbagai dampak buruk tersebut. Bulan Ramadhan merupakan momen yang tepat bagi umat Islam untuk kembali ke masjid. Karena, Ramadhan adalah bulan di mana masjid lebih semarak dibanding hari biasa dengan adanya shalat Tarawih, tadarusan, shalat wajib, ceramah agama, dan pengumpulkan sedekah.
*Artikel ini telah dimuat di Harian Republika, Kamis, 20 September 2007