REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mulai mengizinkan jamaah melakukan umroh secara bertahap. Ibadah umroh dijalankan sambil mengambil tindakan pencegahan Covid-19 yang diperlukan.
Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan, keputusan tersebut diambil setelah menilai perkembangan virus Covid-19 di Kerajaan. Selain itu, kebijakan ini merupakan tanggapan atas keinginan umat Islam seluruh dunia untuk melanjutkan ritual tersebut.
Dilansir di Arab News, Rabu (23/9), tahap pertama kelanjutan umroh diberikan kepada warga negara dan ekspatriat Saudi dengan kapasitas 30 persen mulai 4 Oktober. Jumlah ini setara dengan 6.000 jamaah per hari.
Pada fase kedua, Kerajaan Saudi akan meningkatkan kapasitas Masjidil Haram menjadi 75 persen. Angka ini berarti mencakup 15.000 jamaah haji dan 40.000 jamaah untuk shalat berjamaah per-hari mulai 18 Oktober.
Di tahap ketiga, jamaah dari luar negeri akan diizinkan melakukan umroh, tepatnya mulai 1 November. Pada tahap ini, jamaah umrah diizinkan dengan kapasitas penuh, yakni 20.000 jemaah haji dan 60.000 jemaah untuk sholat berjamaah per-hari.
Untuk tahap keempat, Kerajaan akan menormalkan kondisi dan kapasitas Masjidil Haram. Fase ini akan tercapai ketika semua risiko Covid-19 telah hilang.
Adapun masuknya jamaah maupun pengunjung akan diatur melalui aplikasi, yang bernama “I'tamarna”. Aplikasi ini merupakan salah satu inovasi yang diluncurkan oleh Kementerian Haji dan Umroh Saudi.
Tujuan dibuatnya aplikasi, untuk menegakkan standar kesehatan dan memudahkan jamaah dalam memesan perjalanan mereka.
Kementerian Dalam Negeri meminta semua orang yang mengunjungi tempat-tempat suci untuk mematuhi langkah-langkah pencegahan. Beberapa di antaranya, memakai masker wajah, menjaga jarak aman dari orang lain, dan menahan diri melakukan kontak fisik.
Kementerian mengatakan, Arab Saudi ingin memberdayakan para peziarah, baik dari dalam maupun luar Kerajaan, agar dapat melakukan ritual dengan cara yang aman dan sehat. Ritual ibadah diharap bisa berjalan sambil melindungi mereka dari ancaman pandemi.
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/1738626/saudi-arabia