Rabu 23 Sep 2020 10:28 WIB

TeamLab Jepang Buka Studio di Jeddah

TeamLab Jepang Buka Studio di Jeddah

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
TeamLab Jepang Buka Studio di Jeddah, Hadirkan Ruang Seni
Foto: Arab News
TeamLab Jepang Buka Studio di Jeddah, Hadirkan Ruang Seni

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI --  TeamLab Borderless Jepang sejauh ini telah menghidupkan gagasan tentang dunia seni digital tanpa batas. Museum tempat instalasi seni ini dapat berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain dan hidup di berbagai belahan dunia secara bersamaan.

Karya seni yang sama akan dimunculkan di Arab Saudi. Kementerian Kebudayaan Saudi mengumumkan rencana menyediakan ruang untuk memamerkan karya seni digital interaktif di Jeddah, yang dibuat oleh kelompok teknologi berbasis di Tokyo ini.

Baca Juga

TeamLab Borderless Jeddah, dijadwalkan dibuka pada 2023. Nantinya studio ini akan menampilkan berbagai karya seni yang saling berhubungan, dibuat oleh sekelompok dokter, animator CGI, insinyur dan ahli matematika.

Manajer Komunikasi dan Direktur Merek TeamLab, Kudo Takashi, mengatakan rencananya menciptakan ruang seni di Jeddah yang positif dan futuristik. “Apa yang kami buat, bukanlah sesuatu yang bisa dijelaskan melalui kata-kata,” ujarnya dilansir di Arab News, Rabu (23/9).

Takashi yang tumbuh di UEA, lama-kelamaan memunculkan apresiasi dan kecintaan yang mendalam pada negara-negara Arab. Pengalaman hidupnya memberi inspirasi membawa inovasi pada lanskap seni di kawasan itu.

Dibentuk pada 2001, TeamLab memposisikan dirinya sebagai kolektif seni internasional. Pameran permanen pertamanya, TeamLab Borderless, dibuka di Museum Mori Tokyo pada 2018. Pameran permanen lainnya dibuka di Shanghai, China, pada November tahun lalu.

Museum TeamLab dikenal karena keterkaitannya antara instalasi di lokasi yang berbeda. Takashi mengatakan, memasuki salah satu museum seperti memasuki dunia digital yang bersatu padu.

"Tidak ada batasan antara pengunjung dan karya seni.  Jika Anda berdiri di dalam ruangan kami, beberapa bunga akan mekar di sekitar Anda. Jika Anda menyentuhnya, Anda akan mengaktifkannya," lanjutnya.

Ia menyebut perbatasan hanyalah "ilusi". Terlepas dari usia, lokasi, atau latar belakang, semua pihak dapat terhubung. Sebagai manusia, secara alami manusia menemukan cara untuk terhubung.

Sebagian besar pekerjaan TeamLab diprogram untuk merespons cahaya, suara dan sentuhan. Salah satu karya, "Hopscotch for Geniuses: Bounce on the Water", melibatkan pengunjung yang melompat-lompat di atas bentuk yang muncul di tanah, mengaktifkan penggambaran ikan, serangga, maupun hewan lainnya.

Lokasi TeamLab Jeddah nantinya dekat dengan Al-Balad, kota tua dan situs Warisan Dunia UNESCO. Rencananya akan disediakan bagian tersendiri untuk anak-anak, yang tujuannya menginspirasi seniman generasi selanjutnya melalui pameran yang ada.

TeamLab Borderless Jeddah sejalan dengan strategi reformasi Visi 2030 Arab Saudi dan Program Kualitas Hidup. Tujuannya untuk mendiversifikasi ekonomi negara melalui usaha budaya dan seni.

Seniman Saudi disebut akan terlibat dalam proyek tersebut. Sementara pengaturan untuk pameran serupa di Riyadh, sedang dalam proses pengerjaan.

"Tujuan TeamLab untuk menjelajahi hubungan baru antara manusia dan dunia mereka," kata Takashi. Di abad ke-20, orang-orang disebut memasuki era digital baru yang mengubah hubungan mereka dengan dunia dan orang lain. Adapun ide di balik instalasi, kata Takashi, untuk menciptakan perluasan imajinasi dan kreativitas orang.

Dalam situs TeamLab, dijelaskan dalam domain digital, seni mampu melampaui batas fisik dan konseptual.  Teknologi digital memungkinkan seni melepaskan diri dari bingkai dan melampaui batas yang memisahkan satu karya dari yang lain.

Takashi mengatakan penting untuk mempertimbangkan perasaan dan emosi yang dapat ditimbulkan oleh instalasi seni pada pengunjung. “Manusia bukanlah makhluk yang logis. Sebuah kelompok bisa dikontrol lewat logika, tapi sebagai individu bisa sangat emosional," ujarnya.

Untuk mendapatkan perasaan dan emosi itu, instalasi TeamLab Borderless menggunakan perangkat lunak dan program berbeda, yang dibuat oleh perusahaan bersamaan dengan berbagai perangkat keras.

“Di Borderless Japan, kami menggunakan lebih dari 470 proyektor dan lebih dari 520 PC berspesifikasi tinggi,” kata Takashi. Teknologi tersebut ditetapkan untuk menciptakan dimensi yang lebih tinggi dalam pengalaman imersif, sesuatu yang ingin dikembangkan oleh organisasi.

Pergeseran perspektif dari 2D ke 3D meningkatkan cara individu merasakan seni. Memahami dunia tidak hanya melalui mata dan otak kita, namun prosesnya juga melibatkan fisik dan emosional.

TeamLab telah merekonstruksi banyak gambar Asia kuno menggunakan teknologi saat ini. Hal ini menjadi tanda zaman yang akan datang.

Sebagian besar karya TeamLab disebut terinspirasi oleh tradisi Jepang. Biasanya bertema lingkungan dan tempat kerja berbasis teknologi yang imersif. Hal tersebut dilambangkan misalnya oleh gerakan seni postmodern Takashi Murakami, Superflat, yang menggabungkan desain grafis komersial dan karakter dari anime dan manga populer Jepang, dengan pengaruh seni rupa.

Takashi berpendapat, desain yang bagus adalah yang bisa digunakan oleh semua orang. “Jika Anda satu-satunya orang yang bisa memahami desain, itu tidak bagus,” katanya.

Mengenai hubungan antara seni dan desain, dia menyebut desain adalah jawabannya dan seni adalah pertanyaannya. Ia percaya, jawaban yang benar selalu berubah. Model bisnis atau jawaban yang baik mungkin pernah menjadi jawaban yang benar di abad ke-18, tetapi bisa jadi berubah di abad ke-19, karena revolusi industri.

Tujuan hadirnya TeamLab adalah membuat pertanyaan. Pengunjung diharap menemukan jawaban dalam karya seni interaktif yang ditampilkan di instalasi tersebut.

Pertanyaan menyeluruh yang TeamLab coba jawab adalah, "Dunia tanpa batas itu sangat indah, bukan?". Seni mungkin tampak "aneh," tetapi itu hanya memperluas pertanyaan yang diajukan, dan jawabannya ada dalam perasaan global.

Terakhir, dia mengatakan TeamLab beruntung menemukan mitra yang baik di Arab Saudi. Mitra tersebut dapat memahami apa yang ingin dicapai dan diharapkan oleh timnya. Selain itu, dia sangat senang dengan proyek TeamLab yang akan diumumkan di tahun mendatang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement