Senin 12 Oct 2020 07:07 WIB

Benarkah Makkah Pusat Waktu Global Sesungguhnya, Bukan GMT?

Makkah dipercaya bisa menjadi pusat waktu global menggantikan GMT, benarkah?

Rep: Siwi Tri Puji/ Red: Elba Damhuri
Makkah Pusat Waktu Global
Foto:

Jam raksasa berbentuk bulat dengan dasar warna hijau serta angka romawi penanda waktu itu tampak indah dari kejauhan. Hiasan kaligrafi bertuliskan `Allah` yang berada tepat di tengah-tengah diameter jam menjadi ciri khas jam tersebut sebagai jam umat Muslim.

Selama 125 tahun terakhir, masyarakat internasional telah menerima bahwa awal setiap hari harus diukur dari meridian utama, yang mewakili bujur 0 derajat, yang melewati Greenwich Observatory.

Sebuah waktu standar yang ditetapkan, namun sudah lama dunia -- terutama negara-negara terjajah di masa lampau -- beranggapan pedoman waktu GMT dipandang sebagai anakronisme kolonial.

Menurut Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama Mesir dikenal di seluruh dunia dan menjadi nara sumber acara televisi populer di Inggris, "Syariah dan Kehidupan", Makkah memiliki klaim yang lebih besar untuk menjadi meridian utama. Alasannya, kata dia,  karena Makkah berada "dalam keselarasan sempurna dengan  magnetik kutub utara."

Hal ini menyatakan bahwa kota suci adalah "nol zona magnet" telah memenangkan dukungan dari beberapa ilmuwan Arab seperti Abdel-Baset al-Sayyid dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan bahwa tidak ada gaya magnet di Makkah.

"Itu sebabnya jika seseorang melakukan perjalanan ke Makkah atau tinggal di sana, dia tinggal lebih lama, lebih sehat, dan kurang dipengaruhi oleh gravitasi bumi," katanya. "Anda mendapatkan diri Anda diisi dengan energi."

Ilmuwan Barat telah menentang pernyataan tersebut, dan berargumen bahwa Kutub Utara Magnetik sebenarnya adalah sebuah fakta aktual garis bujur yang melewati Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, dan Antartika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement