Bahkan ketika Rasulullah hendak wafat di pangkuan Aisyah, ia meminta siwak yang dibawa Abdurrahman bin Auf. Rasulullah lalu bersiwak dengan siwak itu. "Saya tahu karena Rasulullah sangat mencintai siwak," kata Aisyah.
Lantas apa keutamaan siwak? Banyak hadits yang menyatakan keutamaan siwak dalam menyertai ibadah. Senantiasalah kalian semua mempergunakan siwak, karena dalam bersiwak itu terdapat 24 derajat, yang salah satu derajat itu menyebut keridhaan Tuhan dan ditingkatkan pahala sholatnya menjadi 77 kali lipat.
Dalam hadits lain disebutkan, keutamaan sholat yang disertai bersiwak dengan sholat tanpa bersiwak adalah 70 kali. Karena itu, Imam Nasai memilih tetap mensunnahkan bersiwak pada waktu zhuhur ke atas di saat puasa, pada saat imam lainnya memakruhkannya.
Memang ada perbedaan pendapat apakah sama, pahala bersikat gigi dengan bersiwak? Sebagian ada yang memandang tidak sama, sebab bersiwak itu bernilai ta'abbudi (bernilai ibadah) yang tak tergantikan dengan sikat gigi sehingga bersiwak sendiri menjadi berpahala.
Bahkan sebagian ulama menyebutkan bersiwak adalah sunnah wudlu, dan sebagian lagi menyebutkannya sebagai sunnah sholat, dan sebagian lagi menyebutkan sebagai sunnah agama yang mutlak yang bisa dipergunakan setiap saat dan memiliki pahala tersendiri.
Pada sisi lain dinyatakan peran siwak itu bisa digantikan dengan sikat gigi karena menganggap hadis bersiwak ini ta'aqquli (bisa dianalogikan). Sehingga, bersikat gigi bisa menggantikan bersiwak asal disertai niat. Karena dalam bersiwak itu juga dianjurkan membaca niat: Nawaytul istiwaka sunnatan lillahi ta'ala.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
