Senin 16 Nov 2020 23:17 WIB

Kawasan Rebana Metropolitan Bakal Serap 4,3 Juta Pekerja

Rebana menjadi kawasan metropolitan ketiga di Jabar.

Suasana pembukaan West Java Investment Summit 2020 secara virtual di Bandung, Jawa Barat, Senin (16/11/2020). Bank BJB mendukung penuh kegiatan investasi dan pembangunan kawasan Metropolitan Rebana (Cirebon, Subang, Majalengka) di wilayah utara Jawa Barat untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Suasana pembukaan West Java Investment Summit 2020 secara virtual di Bandung, Jawa Barat, Senin (16/11/2020). Bank BJB mendukung penuh kegiatan investasi dan pembangunan kawasan Metropolitan Rebana (Cirebon, Subang, Majalengka) di wilayah utara Jawa Barat untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

IHRAM.CO.ID,BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memproyeksikan Rebana Metropolitan yang merupakan kawasan metropolitan ketiga di Jawa Barat setelah kawasan Bodebek dan Bandung Metropolitan mampu menyerap 4,3 juta tenaga kerja dan membantu masyarakat yang terdampakpandemi Covid-19.

"Kalau lancar, Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Jabar sudah mencatat Rebana akan menyerap 4,3 juta lapangan kerja, artinya akan akan 4,3 juta kepala keluarga yang terbantu,” kata Kang Emil saat membuka West Java Investment Summit (WIJS) 2020 dari Hotel Savoy Homann Kota Bandung, Senin (16/11).

Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersama tujuh bupati/wali kota telah sepakat membangun Rebana Metropolitan, sebuah kawasan terpadu baru di Jabar.

Kesepakatan itu tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani kepala daerah dari Kabupaten Sumedang, Subang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, Cirebon dan Kota Cirebon pada hari pertama West Java Invesment Summit (WJIS) 2020.

Rebana menjadi kawasan metropolitan ketiga di Jabar setelah kawasan Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi) dan Bandung Metropolitan (Kota/Kab Bandung, Bandung Barat, Cimahi, Sumedang).

“Jabar sebelumnya sudah punya dua metropolitan, Bodebek dan Bandung Metropolitan, Rebana ini yang ketiga,” ujar Kang Emil.

Kang Emil memiliki empat poin strategi untuk mengembangkan Rebana Metropolitan. Pertama adalah menyeimbangkan tata ruang antara kota baru, lahan pertanian, dan lahan hijau.

"Kedua, kami akan membentuk badan otorita pengelola Rebana Metropolitan. Akan dicari orang-orang berpengalaman, saya akan membuka lowongan pekerjaan, dalam dua bulan nanti orang itu setara eselon II akan mengoordinasikan 13 titik kota baru di Rebana Metropolitan," ujarnya.

Menurut Kang Emil, Rebana Metropolitan sudah menjadi atensi Presiden JokoWidodo. Oleh karena itu, akan ada banyak dana APBN untuk memperbaiki infrastruktur.

“Pemerintah pusat sudah menyiapkan koneksi jalan tol yang utara-selatan, mengkoneksi jalur Cipali ke Patimban. Jalur kereta api juga sama, kita bikin vertikal utara-selatan, sehingga hal ini menjadi sebuah keunggulan,” ujarnya.

Strategi terakhir, kata Kang Emil, Rebana Metropolitan akan dibangun tidak hanya sebagai kumpulan pabrik semata, tetapi kota modern.

"Ada alun-alun, masjid agung, sehingga orang betah. Jika Rebana berhasil, 4,3 juta pekerjaan akan hadir. Dan kita akan dapat bonus pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 persen," katanya.

Salah satu investor yang berminat mengembangkan Rebana Metropolitan, khususnya Subang Smartpolitan adalah PT Suryacipta Swadaya. Perwakilan perusahaan yang hadir Johannes Suriadjaja mengatakan, pihaknya akan membangun Subang Smartpolitan dengan konsep "live - work- play" di atas lahan seluas 2.700 hektare.

"Kita akan jadi salah satu dari 13 kota baru di Rebana Metropolitan. Mungkin kita paling awal pembangunannya. Groundbreaking akan terjadi dua hari ke depan atau Rabu, 18 November 2020," kata Johannes.

"Kita membangun konsep, yang seperti Gubernur Jabar Ridwan Kamil bilang, membuat suatu ekosistem. Township yang di mana bisa dilakukan live, work, and play," tambahnya.

Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Jawa Barat Herawanto mengatakan WJIS 2020 merupakan momen tepat untuk menyiapkan fondasi kuat setelah pandemi Covid-19. “Ini saat yang tepat, maka dari itu semua pihak harus mendukung,” katanya.

Menurut catatan BI, pertumbuhan ekonomi Jabar mengalami perbaikan, dari asalnya triwulan II-2020 minus11 persen, kini di triwulan III-2020 menjadi minus 8,95 persen. “Kuncinya ada di pemerintah kabupaten/kota, bagaimana mereka menyediakan regulasi yang mempermudah proyek-proyek ini,” kata Herawanto.

Berbagai kemudahan berinvestasi yang dilakukan antara lain melalui adaptasi kebiasaan baru, telah mendorong konsumsi rumah tangga.

“Dengan realisasi (investasi) cepat, akan meningkatkan konsumsi rumah tangga yang sebelumnya anjlok atau minus 5,92 persen, tapi setelah pelonggaran PSBB menjadi minus sekitar dua persen,” kata Herawanto.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement