IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Investor ritel syariah punya potensi besar jadi penguat pasar modal nasional. Ketua II Pengurus Pusat MES yang juga Direktur Utama PT BRI Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari Dewi mengatakan kini jumlah investor ritel terus naik meski di tengah pandemi dan menjadi arus pemulihan pasar modal saat investor asing keluar dari bursa. Ia meyakini investor ritel bisa mendominasi pasar.
"Saat banyak investor institusi yang hold dulu karena beragam pertimbangan, luar biasa jumlah investor ritel meningkat," katanya dalam Forum Diskusi Investasi Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Rabu (18/11).
Pertumbuhan investor ritel syariah di pasar modal menunjukan potensi yang menjanjikan. Friderica Widyasari Dewi menyampaikan meski jumlahnya masih kecil, investor syariah ritel berpotensi meningkatkan ekosistem keuangan syariah.
"Mereka mulai banyak yang menggunakan Rekening Dana Nasabah (RDN) dari bank syariah, menggunakan SOTS, jumlahnya memang baru enam persen dari total, tapi ini sudah menunjukkan keberpihakan," katanya.
Ia meyakini trennya akan terus meningkat sehingga berimbas pada pengembangan keuangan syariah secara menyeluruh. Berkembangnya sistem keuangan syariah ini pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan akses pendanaan bagi industri halal.
Direktur Pasar Modal Syariah OJK, Fadilah Kartikasasi mengatakan jumlah investor ritel di pasar modal telah mencapai 3,1 juta SID. Jumlah ini meningkat 235 persen dalam empat tahun terakhir. Komposisinya pun mayoritas usia produktif dan milenial.
Sebagian besar melakukan penetrasi melalui produk obligasi negara dan reksa dana. Fadilah mencontohkan, investor Sukuk Ritel milik pemerintah didominasi oleh milenial dengan porsi sebesar 36 persen dari total investornya. Ini menunjukan kesadaran investasi telah membaik. "Investor milenial ini menjadi potensi besar ke depannya," katanya.
Kedepannya, pasar modal syariah perlu terus berkembang. Mulai dari infrastrukturnya, sumber daya manusia pelaku pasar, dan lainnya. Empat arah pengembangan pasar modal syariah sendiri diantaranya fokus pada produk, infrastruktur, literasi dan inklusi, serta sinergi.