IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam baru-baru ini dihebohkan oleh dugaan bahwa data lokasi pengguna aplikasi Muslim Pro telah dijual belikan kepada Militer AS. Keluhan dan kekecewaan pengguna aplikasi pun mulai membanjiri halaman pada aplikasi Muslim Pro.
Muslim Pro merupakan aplikasi pengingat waktu sholat dan azan yang paling populer di kalangan umat Islam. Aplikasi ini telah diunduh oleh 90 juta muslim di seluruh dunia. Pada Muslim Pro juga terdapat alquran digital lengkap dengan terjemahannya, seperti terjemahan dalam bahasa Indonesia, Bahasa Melayu, bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa Spanyol, bahasa Prancis, bahasa Italia, bahasa Jerman, bahasa Portugis, bahasa Turki, dan masih banyak lagi.
Selain itu ada juga animasi petunjuk arah kiblat, tasbih digital, kalender Hijriyyah lengkap dengan hari-hari besar Islam, asmaul husna, kumpulan doa-doa, kartu ucapan Islami, serta peta untuk menemukan lokasi rumah makan halal dan Masjid.
Aplikasi ini juga mengklaim ketepatan dan akurasi dalam menentukan waktu sholat dan arah kiblat. Karena itu lokasi pengguna diperlukan dalam aplikasi ini untuk menghitung dengan tepat waktu beribadah, Kiblat dan untuk menemukan restoran halal dan mesjid di sekitar.
Mengenai kontroversi penjualan data lokasi pengguna, Muslim Pro membantah telah melakukannya. Bahkan untuk menunjukkan keseriusannya dalam melindungi data pengguna, Muslim Pro telah memutus hubungan kerja sama dengan X-Mode yang diduga membocorkan data lokasi pengguna kepada Militer AS.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, menyatakan masih melakukan investigasi atas kasus jual beli data pengguna aplikasi Muslim Pro. Pemerintah masih menunggu klarifikasi pihak pengelola sebelum menindaklanjuti dengan melakukan pemblokiran.
Sedangkan masyarakat Indonesia yang telah lama menggunakan aplikasi tersebut mengaku khawatir dan takut. Sebagian bahkan telah menghapusnya setelah mengetahui kabar penjualan data lokasi itu.
"Waduh bahaya buat diri saya, kalau begitu langsung hapus saja," kata Puguh Apria Rantau, seorang ASN Kota Bekasi.
Puguh mengaku sudah menggunakan aplikasi Muslim Pro sejak 2015 lalu. Puguh mengaku senang menggunakan aplikasi yang menurutnya sangat lengkap dibandingkan aplikasi lainnya.
"Setiap hari saya buka aplikasi untuk membaca Alquran, untuk cek jadwal sholat. Ini juga rekomendasi dari teman pakai aplikasi muslim pro biar sholatnya bisa tepat waktu," kata Puguh.
Hal berbeda diungkapkan oleh Annisa Rizkiana, seorang guru swasta di salah satu sekolah di Jakarta Selatan. Nisa mengaku belum menghapus aplikasi tersebut karena saking cintanya.
"Aku masih belum yakin sih benar dijual dan diambil datanya atau enggak. Selama masih aman, masih dipakai. Untuk pengambilan data pihak ketiga biasanya selagi pihak pertama tidak mengizinkan itu tidak masalah," jelasnya.