IHRAM.CO.ID,ANKARA — Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan, dirinya melakukan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin Rabu (25/11). Panggilan tersebut, kata dia, dilakukan untuk membahas segala kemungkinan upaya untuk mempertahankan gencatan senjata di Nagorno-Karabakh.
Mengutip Reuters Rabu (25/11), gencatan senjata yang ditandatangani pada 10 November lalu, memang menghentikan aksi militer di sekitar Nagorno-Karabakh. Namun demikian, ada cakupan lain yang perlu dilakukan, yaitu mempertahankan gencatan senjata, termasuk, memasukan negara-negara regional lainnya untuk berpartisipasi.
Atas dasar itu, diketahui, Turki dan Rusia sepakat untuk mendirikan pusat bersama di wilayah tersebut guna memantau gencatan senjata. Parlemen Turki juga mengesahkan RUU penempatan pasukan untuk mengirim pengamat militer.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Rusia mengharapkan organisasi internasional untuk mengambil bagian dalam proses penyelesaian lebih lanjut konflik di Nagorno-Karabakh. Hal itu, diungkapkannya saat menerima kredensial dari duta besar asing di Kremlin pada Selasa (24/11).
"Kami mengharapkan organisasi internasional yang terspesialisasi untuk mengambil bagian penting dalam upaya ini. Kami percaya bahwa semua ini menciptakan prasyarat untuk penyelesaian jangka panjang dan format penuh dari konflik berkepanjangan secara adil demi kepentingan Azerbaijan. dan orang-orang Armenia,’’ katanya mengutip TASS, Rabu (25/11).
Menurut Putin, sejauh ini, Rusia, memang telah mengambil upaya aktif untuk menghentikan konflik di Nagorno-Karabakh yang menyebabkan kematian ribuan warga Azerbaijan dan Armenia. Dengan upaya itu, Moskow diklaimnya mengikuti kesepakatan kunci dari yang dicapai dengan OSCE Minsk Group, termasuk ketua pendampingnya: Rusia, Amerika Serikat dan Prancis.
"Hal utama yang telah dicapai adalah, pertumpahan darah telah dihentikan dan gencatan senjata telah disegel dalam pernyataan trilateral oleh para pemimpin Rusia, Azerbaijan dan Armenia," tegas Putin.