IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Otoritas Moneter Arab Saudi atau The Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA) baru-baru ini mengumumkan telah mengubah namanya menjadi Bank Sentral Arab Saudi. Kendati demikian, Gubernur bank tersebut Ahmed al-Kholifey pada Rabu (25/11) mengatakan mereka akan terus menggunakan singkatan SAMA.
"SAMA akan terus mengawasi sektor yang sama dan kebijakan moneter juga akan tetap sama," kata Al-Kholifey dilansir dari Alarabiya, Rabu (25/11).
Pada Selasa (24/11), Dewan Menteri Saudi, yang diketuai oleh Raja Salman, menyetujui perubahan tersebut. Dewan tersebut menekankan bahwa bank sentral bertanggung jawab untuk menetapkan dan mengelola kebijakan moneter, memilih alat dan prosedurnya, dan menetapkan kerangka kerja untuk mengatur bisnis dan keputusan bank.
Al-Kholifey juga mengatakan bahwa perpanjangan rencana stimulus lembaga moneter sedang dipelajari.
Sebelumnya pada bulan Juni, Arab Saudi mengatakan akan menyuntik 50 miliar riyal atau sekitar lebih dari Rp 183 triliun 13,3 ke dalam sistem perbankan untuk membantu mengelola dampak dari pandemi virus korona dan penurunan harga minyak.
Langkah tersebut telah dilakukan untuk mendukung stabilitas keuangan dan meningkatkan fasilitas kredit ke sektor swasta, menurut pernyataan SAMA. Program ini bertujuan untuk membantu bank mengubah dan merestrukturisasi pinjaman tanpa biaya tambahan dan mendukung pekerjaan sektor swasta.
“Sebagai bagian dari upaya G20, kami berharap dapat mengganti sistem Libor pada akhir 2021, dan kami telah bekerja keras untuk mengubahnya dan kami mencari alternatif,” kata gubernur, menanggapi hasil dari gubernur bank sentral G20.
“Berfokus pada inklusi keuangan, teknologi keuangan, dan meningkatkan pembayaran tunai lintas batas adalah salah satu hal terpenting dari pekerjaan G20 tahun ini,” tambahnya.