IHRAM.CO.ID,PADANG -- Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat turut andil mengembangkan ekonomi syariah di provinsi itu melalui empat upaya dalam rangka lebih membumikan ekonomi syariah di Ranah Minang.
"Pertama kami turut serta mengembangkan kemandirian ekonomi pondok pesantren khususnya di Diniyah Putri Padang Panjang, Alkautsar Payakumbuh dan Arisalah Padang sebagai proyek percontohan," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama di Padang, Jumat (4/12).
Menurutnya pada empat pesantren tersebut pihaknya memberikan bantuan unit usaha laundry, air minum, pangkas rambut, foto kopi hingga mesin bordir dan lainnya. Kemudian pihaknya juga mengembangkan halal value chain melalui fasilitasi sertifikat halal dan akses keuangan syariah.
"BI Sumbar juga tengah melaksanakan sertifikasi halal value chain pada UMKM yang menjadi proyek percontohan bertujuan mengarahkan UMKM menjalankan usaha dengan konsep syariah," kata dia.
Tidak hanya itu pihaknya juga menggelar pelatihan prinsip usaha syariah, sertifikasi halal hingga perbankan syariah. Selanjutnya BI Sumbar juga turut serta mengembangkan UKM syariah dan industri kreatif untuk mengembangkan produk usaha syariah di Indonesia.
"Kami memberikan kesempatan bagi pelaku usaha yang memiliki komitmen serta usaha untuk mewujudkan usaha yang sesuai syariah hingga menembus dan bersaing di pasar global," kata dia.
Ia menyebutkan saat ini Sumbar telah memiliki 12 industri kreatif makanan syariah dan 11 industri kreatif fesyen dan kerajinan syariah.
"Bahkan salah satu UKM binaan BI Sumbar berencana mengekspor rendang ke Arab Saudi hingga 100 tom pada tahun ini namun karena ada COVID-19 ditunda," kata dia.
Terakhir BI Sumbar menggelar kampanye publik soal ekonomi syariah lewat Festival Ekonomi Syariah dan pada tahun 2020 BI Sumbar jadi tuan rumah di Festival Ekonomi Syariah di Sumatera.
Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat menilai literasi ekonomi syariah di daerah itu masih minim sehingga terdapat jurang pemahaman yang dalam antara pengetahuan yang dimiliki akademisi dan pengambil kebijakan dengan masyarakat di bawah.
"Kalau berbicara strategi pengembangan ekonomi syariah maka yang paling mendasar adalah literasi, apalagi kalau berbicara potensi wakaf dalam bentuk tanah, persoalan yang belum selesai adalah kedudukan tanah ulayat dalam pemanfatannya," kata Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar.
Menurut dia potensi pengembangan ekonomi syariah di Sumbar begitu besar salah satunya lewat wakaf dalam bentuk tanah ulayat namun sampai saat ini belum teroptimalkan dan lebih banyak ditanami semak belukar saja.
Kemudian terkait dengan ekonomi syariah Sumbar memiliki potensi secara budaya namun kalau orang ingin mendalami lebih jauh soal sistem ekonomi syariah maka boleh dikatakan ada kecenderungan masyarakat pragmatis dalam menjalankan bisnis.
Gusrizal mengatakan MUI Sumbar sudah berulang kali mencoba untuk menjembatani ini hingga membentuk dai ekonomi syariah dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat.
"Masyarakat adalah bagian penting dari gerakan ekonomi syariah tapi sampai hari ini pemahaman mereka belum sama dengan para pemangku kepentingan dan akademisi, "ujarnya.
Karena itu MUI Sumbar berpendapat literasi, sosialisasi dan edukasi soal ekonomi syariah harus dilipatgandakan dari apa yang sudah dilakukan selama ini. "Jika tidak konsep ekonomi syariah misalnya soal wakaf belum familiar di masyarakat," kata dia.