Sabtu 05 Dec 2020 05:15 WIB

Satgas Covid-19 MUI Ingatkan Umat Jangan Berkerumun

Satgas Covid-19 MUI Ingatkan Umat Jangan Berkerumun.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Satgas Covid-19 MUI Ingatkan Umat Jangan Berkerumun. Foto: Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat Prof  KH M Cholil Nafis, Lc, MA, PhD tampil sebagai narasumber  webinar dengan tema, ”Bekerja dan Bermuamalah Sebagai Ibadah di Masa Pandemi” yang digelar PT Semen Padang bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri pada Rabu (14/10).
Foto: Dok PTSP
Satgas Covid-19 MUI Ingatkan Umat Jangan Berkerumun. Foto: Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat Prof KH M Cholil Nafis, Lc, MA, PhD tampil sebagai narasumber webinar dengan tema, ”Bekerja dan Bermuamalah Sebagai Ibadah di Masa Pandemi” yang digelar PT Semen Padang bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri pada Rabu (14/10).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Covid-19 Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan lagi umat untuk tidak berkerumun agar terhindari dari bahaya Covid-19. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 kasus baru Covid-19 pada Kamis (3/12) mencapai angka 8.369 kasus dan total jumlah orang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 mencapai 17.355 orang.

"Kita tidak henti-hentinya menyampaikan jangan berkerumun, saya berkali-kali menolak untuk ceramah Maulid Nabi di daerah DKI Jakarta, Depok dan di luar kota (untuk menghindari kerumunan)," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 MUI, KH Muhammad Cholil Nafis, Jumat (4/12)

Baca Juga

Kiai Cholil mengatakan bahwa tidak terhindarkan masyarakat sekarang masih ada yang membuat acara dan berkerumun. Hal ini terjadi karena masyarakat sudah terbiasa dengan kehidupan di masa pandemi Covid-19, mereka merasa sudah tidak ada lagi Covid-19.

Padahal Covid-19 masih merajalela dan angka yang positif Covid-19 masih naik terus. Baru-baru ini angka positif Covid-19 harian tembus di angka 8.369 kasus padahal sebelumnya hanya di kisaran 4.000 kasus.

Ia menjelaskan, tapi karena masyarakat sudah terbiasa dengan kasus Covid-19, mereka tidak begitu terkejut dengan lonjakan kasus positif Covid-19 dan kematian akibat Covid-19. "Orang juga sudah jenuh jadi orang mencari pelampiasan termasuk berkenaan dengan masalah (kebutuhan) ekonomi mereka, yang kadang-kadang harus berkerumun," ujarnya.

Kiai Cholil menyampaikan, masyarakat Indonesia sendiri punya tradisi berkerumun, mereka merasa tidak enak kalau tidak berkerumun. Satgas Covid-19 MUI masih melihat beberapa tempat yang dipakai berkerumun. Karena itu tidak boleh berhenti untuk mengingatkan masyarakat dan umat agar tidak berkerumun saat pandemi Covid-19 masih berlangsung.

"Jika terpaksa kita harus mengikuti protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan, dan kita berharap juga kalau tidak sangat penting tidak perlu mengadakan kerumunan," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement