IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Covid-19 Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan lagi umat untuk tidak berkerumun agar terhindari dari bahaya Covid-19. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 kasus baru Covid-19 pada Kamis (3/12) mencapai angka 8.369 kasus dan total jumlah orang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 mencapai 17.355 orang.
"Kita tidak henti-hentinya menyampaikan jangan berkerumun, saya berkali-kali menolak untuk ceramah Maulid Nabi di daerah DKI Jakarta, Depok dan di luar kota (untuk menghindari kerumunan)," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 MUI, KH Muhammad Cholil Nafis, Jumat (4/12)
Kiai Cholil mengatakan bahwa tidak terhindarkan masyarakat sekarang masih ada yang membuat acara dan berkerumun. Hal ini terjadi karena masyarakat sudah terbiasa dengan kehidupan di masa pandemi Covid-19, mereka merasa sudah tidak ada lagi Covid-19.
Padahal Covid-19 masih merajalela dan angka yang positif Covid-19 masih naik terus. Baru-baru ini angka positif Covid-19 harian tembus di angka 8.369 kasus padahal sebelumnya hanya di kisaran 4.000 kasus.
Ia menjelaskan, tapi karena masyarakat sudah terbiasa dengan kasus Covid-19, mereka tidak begitu terkejut dengan lonjakan kasus positif Covid-19 dan kematian akibat Covid-19. "Orang juga sudah jenuh jadi orang mencari pelampiasan termasuk berkenaan dengan masalah (kebutuhan) ekonomi mereka, yang kadang-kadang harus berkerumun," ujarnya.
Kiai Cholil menyampaikan, masyarakat Indonesia sendiri punya tradisi berkerumun, mereka merasa tidak enak kalau tidak berkerumun. Satgas Covid-19 MUI masih melihat beberapa tempat yang dipakai berkerumun. Karena itu tidak boleh berhenti untuk mengingatkan masyarakat dan umat agar tidak berkerumun saat pandemi Covid-19 masih berlangsung.
"Jika terpaksa kita harus mengikuti protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan, dan kita berharap juga kalau tidak sangat penting tidak perlu mengadakan kerumunan," jelasnya.